SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada Hifdil Alim menyatakan sikap Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam menghadapi berbagai tuduhan dari bekas bendahara partai Muhammad Nazaruddin tidak tepat. Daripada membalas tudingan Nazar dengan tuduhan balik seperti mengarang cerita dan berbohong, Anas seharusnya berani mundur dari jabatan ketua umum partai. Sikap mundur Anas dinilai akan membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelesaikan kasus yang tidak hanya menyeret nama Anas tetapi juga beberapa petinggi partai lainnya.

Pegiat antikorupsi ini juga menyebutkan Anas seharusnya mengklarifikasi berbagai tuduhan dari Nazar dengan menghadirkan saksi dan bukti. Bukti dan saksi inilah yang akan menguatkan fakta bahwa dia tidak melakukan seperti yang dituduhkan Nazar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan posisi Anas Urbaningrum di partai diputuskan apabila KPK menetapkan Ketua Umum Demokrat itu sebagai tersangka. Max meminta KPK segera memutuskan siapa kader Demokrat yang terlibat dalam kasus Wisma Atlet dan proyek stadion Hambalang.

Menurut Max, penentuan sikap partai akan dilakukan lewat rapat Dewan Kehormatan Demokrat yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, ia mengaku tak pernah mendengar ada skenario pencopotan Anas. Kabar seputar pencopotan Anas beredar menyusul KPK yang bakal menetapkan Anas sebagai tersangka setelah komisi itu mengumpulkan cukup bukti. [tempo/rda]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya