SOLOPOS.COM - Bupati Timor Tengah Utara dan orang tuanya (Sahabat Keluarga Kemendikbud)

Solopos.com, SOLO -- Bagi Yakobus Manue Fernandez, 85, dan Margaretha Hati Manhitu, 80, sawah, ladang, dan sapi adalah  keseharian mereka. Namun, di balik kesederhanaan mereka, ada kisah inspiratif dari petani buta huruf itu. mereka adalah orang tua Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Raymundus Sau Fernandes.

Aktivitas bertani dari petani buta huruf itu tidak mereda meski mereka kian renta. Sejak pagi buta, rutin setiap hari Yakobus dan Margaretha meninggalkan rumah mereka di Desa Bijeli, Noemuti, TTU, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di tengah jalan, keduanya berpisah. Margaretha menuju sawah dan ladang dan Yakobus menggembalakan sekitar 30 sapi di sebuah padang di pinggir sungai.

Ditelepon & Ditawari Jokowi Tambah Bansos, Ganjar Menolak: Izinkan Kami Berkreasi

Keduanya berjalan kaki sejauh sekitar 1 kilometer. Baru menjelang Magrib keduanya kembali ke rumah. Pekerjaan lain menanti keduanya yaitu mengupas biji buah asam sampai dini hari. Biji buah asam yang akan dijual Margaretha di pasar.

Tidak setiap hari ibunda Bupati TTU itu berjualan di pasar. Hanya setiap Rabu dia berdagang, selebihnya waktunya banyak habis di sawah dan ladang. Aktivitas di ladang, sawah, pasar, dan mengurusi sapi sudah dilakukan Yakobus dan Margaretha selama 50 tahun terakhir.

Ekspedisi Mudik 2024

Bagi mereka, bekerja keras menjadi satu-satunya cara untuk menghidupi keluarga. Mereka sadar bukan keluarga yang berkecukupan, bahkan bisa dikatakan di bawah garis kemiskinan.

Yakobus dan Margaretha tidak ingin anak mereka mengalami kemiskinan seperti yang mereka alami . Keduanya punya semangat yang tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya.

Hari Ini Dalam Sejarah: 9 Mei 1653, Taj Mahal Rampung Dibangun

”Meskipun hidup susah, pendidikan itu penting. Kami ingin anak-anak sekolah setinggi-tingginya. Kami berdua itu buta huruf, jadi anak-anak harus sekolah agar tidak buta huruf dan agar hidup lebih baik,” tutur Margaretha sebagaimana dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, beberapa waktu lalu.

Ajaran Kerja Keras

Kerja keras yang dilakukan pasangan suami istri ini tidak sekadar untuk mencukupi kebutuhan hidup. Mereka menanamkan ajaran kerja keras, tanggung jawab, dan kemandirian lewat acara mereka.

”Jalani hidup ini dengan kerja keras, lakukan setiap pekerjaan apa pun dengan penuh tanggung jawab dan diselesaikan sampai tuntas. Itu yang saya tanamkan ke anak-anak. Dengan melihat langsung apa yang kami lakukan, anak-anak akan dengan sendirinya mengikutinya,” ujar Margaretha dalam bahasa Uab Meto membagikan kisah inspiratif.

Kisah inspiratif petani buta huruf ini berlanjut. Aktivitas rutin yang dilakoni pasangan usia senja itu tidak berubah sama sekali meski anaknya Raymundus Sau Fernandes mulai menapaki kesuksesan di dunia politik mulai jadi ketua DPRD, Wakil Bupati TTU, dan kini dua kali menjabat sebagai Bupati TTU.

Raymundus yang menjadi Bupati TTU itu merupakan anak kelima sekaligus anak pertama pasangan ini. Empat anak pasangan Yakobus dan Margaretha meninggal sejak bayi.

Update Covid-19: Positif Tembus 4 Juta, 32% dari Amerika Serikat

Raymundus yang merupakan lulusan Jurusan Peternakan Universitas Nusa Cendana punya empat adik. Ada yang menjadi guru, wirausahawan, dan ibu rumah tangga.

Aktivitas Tak Berubah

Pasangan Yakobus dan Margaretha kukuh menjalani aktivitas seperti biasa meski usia mereka tak lagi muda. Mereka tak betah di rumah tanpa aktivitas.

Ibu dari bupati TTU yang merupakan petani buka huruf punay kisah inspiratif
Orang tua Bupati Timor Tengah Utara tetap beraktivitas di sawah (Sahabat Keluarga Kemendikbud)

Anak-anaknya sudah sering meminta mereka beristirahat, tidak lagi bekerja, dan menikmati hari tua. Namun, bagi Yakobus dan Margartha, melakukan aktivitas atau bekerja itu tak lagi sekadar mencari uang tapi sudah menjadi panggilan jiwa.

”Di rumah Kakak Ray [Raymundus], mama dan papa paling betah bertahan dua hari. Selalu ingin pulang, selalu ingin ke sawah, ladang, dan menggembala sapi,” ujar Melky, salah sat adik Raymundus.

Rumah Pemotongan Ayam di Nusukan Solo Dibobol Maling, Pelaku Diduga Mantan Karyawan

Petani dengan segala kisah inspiratif ini membiayai pendidikan empat anak di tengah keterbatasan ekonomi. Apalagi kalau keduanya adalah petani buta huruf dan setiap harinya hanya bergelut dengan sawah, ladang, dan menggembala sapi.

Namun, Yakobus dan Margaretha membuktikan bila niat dan semangat yang kuat terbukti bisa mengalahkan segala bentuk keterbatasan itu. Margaretha berkisah Raymundus yang saat ini menjadi Bupati TTU lahir pada 1972 saat NTT berada dalam kondisi yang ekstrem.

Kala itu masa paceklik berkepanjangan, rawan pangan, dan kelaparan melanda hampir seluruh wilayah. Untuk bertahan hidup, keluarga Yakobus mengandalkan hasil hutan, seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan biji asam serta pohon putak.

Ditangkap Terkait Narkoba, Roy Kiyoshi Beli Pil Psikotropika Secara Online

Suatu kemewahan bila dapat menikmati sepiring nasi atau sepiring jagung rebus. Selain mengurus sawah, ladang, dan menggembala sapi, Yakobus mencari tambahan penghasilan dengan membuat pagar pembatas ladang, memperbaiki rumah, dan sebagainya.

Berbagi Peran

Kisah inspiratif pasangan petani buta huruf ini bukan tanpa pengorbanan. Terkadang Yakobus juga menjadi buruh tani dan sesekali masuk hutan untuk mencari makanan.

Sementara Margaretha membuat periuk tanah liat yang hasilnya kemudian dijunjung keliling beberapa kampung di sekitar Kecamatan Noemuti untuk dibarterkan dengan makanan dan kebutuhan lainnya.

”Kita tabung sedikit demi sedikit untuk jaga-jaga bila anak membutuhkan biaya besar. Kalau tetap tidak cukup, ya saya pinjam ke keluarga dan selanjutnya suami saya mencari uang untuk melunasinya,” kata Margaretha sebagaimana dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud.

Simpel, Begini Cara Pencairan Insentif Kartu Prakerja Lewat Ovo

Menurut Melky, seolah-olah ada pembagian peran di antara orang tuanya itu. Ketika ada kebutuhan yang besar dan mendesak, seperti biaya sekolah, ibunya berperan mendapatkan uang secepat mungkin dengan membuka tabungan hasil menjual hasil sawah atau ladang dan menjual sapi

Bila tak ada atau tak mencukupi, maka ibunya pinjam ke keluarga. ”Peran bapak adalah bagaimana caranya melunasi secepatnya,” katanya.

Bupati TTU Raymundus mengatakan ayahnya bisa dikatakan melanggar budaya di TTU. ”Bagi orang TTU, sapi itu hanya sebagai status sosial, tidak dikomersialkan, artinya tidak untuk dijual demi kebutuhan keluarga. Tapi ayah saya melanggar budaya itu, sapi dijual untuk kebutuhan kuliah agar anak-anaknya maju dan bisa hidup lebih baik.”

Bupati TTU ini mengatakan sejak sebelum SD, orang tuanya mengajarkan untuk membantu pekerjaan seperu ke kebun dan ke kandang sapi. Selama sudah sekolah, aktivitas membantu orang tua dilakukan setelah pulang sekolah.



Dari Hasil Buatan hingga Luar Angkasa, Ini 9 Teori Konspirasi Corona

Itu dilakukan Raymundus hingga kuliah. Dikutip dari laman Kemendikbud, saat kuliah, Bupati TTU ini bekerja dengan berjualan ikan di pasar. Kisah sukses Raymundus dimulai pada 1999 saat berusia 26 tahun menjadi Ketua DPRD TTU. Karier politiknya menanjak hingga sejak 2010 menjadi Bupati TTU hingga saat ini.

Kisah Inspiratif Petani

Cerita Yakobus dan Margaretha ini menjadikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberi penghargaan kepada mereka karena memberikan inspirasi.

"Intinya itu menjadi sumber inspirasi bagi orang tua yang lain bahwa dalam suasana yang sulit orang tua masih mendedikasikan diri untuk anak-anak, terutama mendorong anak-anak sekolah pendidikan sampai dengan sarjana," kata Raymundus sebagaimana dikutip dari Detikcom.

Teori Konspirasinya Dikritik, Jerinx Tantang Balik Ahmad Dhani

Orang tua Raymundus bersama beberapa orang tua lain diganjar penghargaan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud karena berhasil mengasuh anak pada 2019 lalu.

Orang tua Raymundus memintanya tidak terlalu memikirkan keduanya. Mereka beralasan punya aktivitas sehari-hari yaitu mengurus sawah dan sapi.

Hidup sederhana sebagai seorang petani buta huruf dengan beragam kisah inspiratif itu kian tampak saat mereka minta Raymundus untuk lebih memikirkan warga TTU daripada orang tua atau keluarga. Sebab itulah tanggung jawab Bupati TTU.







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya