SOLOPOS.COM - anak kadang tidak diperbolehkan menangis. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO-Tak sedikit anak-anak tidak diperbolehkan menangis oleh orang tua mereka. Alasannya bisa macam-macam salah satunya adalah agar anak tidak cengeng atau agar tidak berisik.

Apalagi jika anak laki-laki biasanya mereka tidak diperbolehkan menangis lantaran dianggap tidak pantas melakukan hal itu. Padahal sebenarnya melampiaskan emosi dengan meneteskan air mata ini bermanfaat dan tidak melulu berarti cengeng.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Anak tidak diperbolehkan menangis justru berdampak negatif terhadap tumbuh kembang dan kesehatan mental mereka kelak saat mereka dewasa. Berikut ini dampaknya sebagaimana dikutip dari hellosehat.com, Jumat (17/9/2021):

1. Merasa orangtua menyepelekan dirinya

Ada tipe orangtua yang cenderung mengabaikan atau memarahi anak yang mulai menangis, terutama laki-laki.
Sebagian orang tua masih menganggap bahwa anak laki-laki harus menjadi anak yang kuat dan mereka tidak boleh cengeng.

Baca Juga: Bukan Hanya Solo, Kota-Kota di Dunia Ini Juga Punya Alun-alun Loh!

Ada juga orang tua yang menekankan bahwa menangis hanya akan buang-buang waktu. Pada saat ini, anak merasa orangtua menyepelekan apa yang ia rasakan. Padahal, setiap emosi yang muncul dalam diri anak sangat penting.

Sebagian orangtua terlalu berfokus pada emosi yang baik.  Kemudian, ketika anak menyalurkan emosi buruk lewat tangisan, orang tua akan cenderung mengabaikan atau malah menghentikannya.

2. Menurunkan kepercayaan diri anak

Saat orangtua melarang anak untuk mengekspresikan perasaannya, lama kelamaan tingkat kepercayaan diri si kecil menurun. Mengutip dari Good Therapy, bila orangtua terbiasa melarang anak menangis, ia bisa takut untuk bertemu dengan orang lain.

Anak juga bisa menolak bantuan orang lain saat merasa butuh karena takut dianggap lemah dan tidak berdaya.  Efek samping lain adalah anak bisa menyalahkan dirinya sendiri ketika butuh bantuan. Padahal, minta bantuan situasi yang sangat wajar terutama pada anak-anak.

Ini karena anak perlu membangun kepercayaan diri sebagai bekal saat ia dewasa nanti.

3. Anak merasa perasaannya sesuatu yang salah

Ketika orang tua sering melarang anak menangis, ia akan merasa bahwa emosi yang ia rasakan merupakan sesuatu yang salah.  Anak juga bisa merasa malu setelahnya. Nantinya, anak jadi terbiasa memendam perasaan dan merasa baik-baik saja.

Baca Juga: Penampilan Terlihat Sederhana, Harga Outfit Lesti Kejora Ternyata Fantastis

Tanpa sadar, anak menekan dirinya sendiri dengan merasa baik-baik saja, padahal ia sedang merasa kebalikannya.

4. Sulit berempati

Manusia memiliki kelebihan daripada makhluk lainnya dalam hal merasakan dan mengekspresikan emosi.

Emosi atau luapan perasaan sudah menjadi salah satu bentuk bagi makhluk hidup untuk berkomunikasi. Memisahkannya dari kehidupan akan sangat mustahil.

Baca Juga: Para Penyanyi Tanah Air Ini Pernah Alami Insiden Memalukan di Panggung

Saat anak terbiasa tidak boleh menangis untuk mengekspresikan perasaannya, ia akan melakukan hal yang sama pada orang lain. Anak akan sulit atau bahkan bisa kehilangan rasa empati ketika melihat temannya sedih, kecewa, atau menangis. Emosi memang tidak selalu negatif, ada juga yang positif.

Namun, anak yang terbiasa tidak boleh menangis akan menganggap ketakutan dan kemarahan adalah emosi buruk yang harus ia hindari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya