SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Banyak anak-anak membawa kendaraan sendiri karena belum terfasilitasinya angkutan umum menuju ke sekolah

Harianjogja.com, SLEMAN-Orangtua memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan pada anak-anak, terutama dalam mengurangi jumlah pengunaan kendaraan oleh anak-anak usia dini.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Hal ini disampaikan oleh Kasubdit Keamanan dan Keselamatan Direktorat Lalu Lintas Polda DIY, AKBP Kristiono, dalam Seminar Peningkatan Keselematan Transportasi pada Anak di Jogja, di University Club Universitas Gadjah Mada. Orang tua, menurutnya, seringkali tidak memikirkan bahayanya jika anak-anak mereka mengendarai mobil atau mobil, hal itu dianggap biasa saja. Bahkan mereka justru merasa bangga dan senang jika anak mereka sudah bisa membawa kendaraan sendiri. Kondisi ini yang kemudian membuat tidak jarang terlihat anak-anak di bawah umur mengendarai motor atau mobil di jalanan. Padahal, mengendarai kendaraan bermotor bagi anak di bawah umur memiliki risiko keamanan yang sangat besar.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam seminar yang diadakan atas kerja sama antara Magister Sistem dan Teknik Transportasi UGM dan Gachon University Korea ini, ia berpandangan bahwa fenomena pengendara kendaraan bermotor di bawah umur merupakan salah satu masalah penting terkait keselamatan transportasi bagi anak-anak.

“Ada empat penyebab utama timbulnya permasalahan ini, diantaranya kemudahan untuk membeli kendaraan bermotor, terutama dengan sistem kredit yang mudah, serta lemahnya pembinaan di dalam keluarga,” kata dia Jumat (15/7/2016).

Ia menambahkan, faktor lain yang menyebabkan banyak anak-anak membawa kendaraan sendiri adalah karena belum terfasilitasinya angkutan umum untuk menuju ke sekolah. Situasi ini semakin parah ketika orang tua yang bertanggung jawab untuk mengantar anak mereka ke sekolah, menggunakan kesibukan pekerjaan sebagai alasan untuk tidak mengantarkan anak mereka. Solusi yang muncul adalah dengan menyuruh anak mereka mengendarai kendaraan bermotor untuk pergi ke sekolah.

“Karena alasan-alasan sepele seperti ini, akhirnya orang tua bilang ‘Sudahlah, kamu naik motor saja.’ Padahal di jalan itu risikonya besar sekali, apalagi menjelang malam pengendara banyak yang ngebut,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Institut Pelatihan Pendidikan untuk Keselamatan dari Universitas Gachon, Prof. Heo Uk menerangkan, kecelakaan transportasi pada anak-anak juga menjadi persoalan besar di Korea pada dua dekade yang lalu. Pada 1990, jumlah anak yang tewas akibat kecelakaan transportasi di Korea mencapai 1.600 orang. Namun, dalam jangka waktu lima tahun, angka ini mengalami penurunan sebesar 49,4% pada 1995, dan jumlah ini terus menurun menjadi 65 orang pada 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya