SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Madiunpos.com, WONOGIRI</strong> — Anak sapi atau pedet berkepala dua yang lahir di Dusun Sidowayah Kulon RT 002/RW 005 Desa Ngandong, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, hanya <a title="Kelelahan, Pria Wonogiri Meninggal Akibat Tertimpa Reruntuhan Batu" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180518/495/917115/kelelahan-pria-wonogiri-meninggal-akibat-tertimpa-reruntuhan-batu">mampu bertahan hidup</a> selama tiga hari. Anak sapi yang lahir Minggu (20/5/2018) itu mati pada Selasa (22/5/2018) sore.</p><p>Kepala Desa Ngandong Eko Supriyanto saat dihubungi <em>solopos.com</em>, Rabu (23/5/2018), mengatakan anak sapi berkepala dua itu mati sekitar pukul 15.30 WIB. Selanjutnya, hewan ternak tersebut langsung dikubur oleh sang pemilik, <span>Saidno</span>.</p><p>"Penyebabnya mungkin karena saluran pencernaan dari mulut sampai perut tidak tersambung. Sehingga ketika diberi susu dari salah satu mulutnya, akan keluar lagi dari mulut lainnya. Jadi, susunya tidak bisa masuk ke perut," ujar Eko.</p><p>Anak sapi dengan kelainan genetik tersebut sebenarnya telah diperiksa <a title="Kelelahan, Pria Wonogiri Meninggal Akibat Tertimpa Reruntuhan Batu" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180518/495/917115/kelelahan-pria-wonogiri-meninggal-akibat-tertimpa-reruntuhan-batu">oleh mantri kesehatan</a> ternak Kecamatan Eromoko.</p><p>"Kata mantri kesehatan ternaknya, anak sapi itu punya banyak sekali kelainan, sehingga tidak bisa bertahan hidup," ujarnya.</p><p>Hewan itu mempunyai empat mata, empat lubang hidung, dan dua mulut. Namun, dua mata di bagian tengah hampir menyatu karena kedua kepalanya tidak terpisah sempurna.</p><p>Saidno mengatakan induk sapi <a title="Kecelakaan Air Wonogiri: Dua Pelajar Tewas Tenggelam di Embung Ngledok" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180517/495/916919/kecelakaan-air-wonogiri-dua-pelajar-tewas-tenggelam-di-embung-ngledok">sebelumnya telah lima kali beranak</a>. Induk sapi itu kemudian menjalani kawin suntik tanggal 17 Agustus 2017 lalu.</p><p>"Kalau normal, masa kehamilan sapi berlangsung selama sembilan bulan 16 hari. Tapi sapi saya hanya sembilan bulan dua hari," ujarnya.</p><p>Setelah lahir, anak sapi tersebut terpaksa disusui dengan botol susu karena anak sapi belum bisa berdiri tegak untuk menyusu pada induknya. Hal itu karena bobot kepalanya terlalu berat sehingga anak sapi kesulitan berdiri.&nbsp;</p>

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya