SOLOPOS.COM - BERSIH-BERSIH—Ratusan punkers se-DIY, Klaten dan Purworejo menggelar aksi bersih-bersih sampah di Pantai Glagah, Kulonprogo, Minggu (25/3) (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

BERSIH-BERSIH—Ratusan punkers se-DIY, Klaten dan Purworejo menggelar aksi bersih-bersih sampah di Pantai Glagah, Kulonprogo, Minggu (25/3) (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Ratusan punkers (sebutan anak-anak punk) menyerbu Pantai Glagah, di Kulonprogo. Kedatangan mereka bukan hendak hura-hura atau berbuat rusuh. Mereka datang untuk berunjuk rasa, menggugah kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kantong plastik sampah berukuran besar digenggam tangan kiri Ragil Budi Aji, 20. Satu persatu, tangan kanannya memungut sampah yang berserakan di pinggir pantai. Ragil tak sendiri. Dia bersama 450 anak punk Outsiders (penggemar band Superman Is Dead laki-laki) dan Lady Rose (penggemar band Superman Is Dead perempuan), membersihkan pantai dari kotoran yang bisa merusak pantai.

Sesekali mereka terlihat bergurau, kemudian tertawa. Bahkan, saat gelombang ombak naik dan menghampiri punkers, mereka berlari kalang kabut agar tidak basah. Anak-anak punk itu sengaja menyusuri bibir pantai sepanjang 1,5 kilometer dengan penuh semangat dan satu tujuan.

Setelah dua jam berlalu, truk sampah yang disediakan pun berisi ratusan kantong penuh sampah. ”Pantai ini sebenarnya bagus. Punya potensi dan daya tarik luar biasa. Hanya, banyak sampahnya. Kami peduli dengan masalah lingkungan,” kata Ragil, salah satu punkers saat ditemui di sela-sela kegiatan, Minggu (25/3).

Ragil merupakan ketua komunitas Punk Outsiders di Kulonprogo. Dia tidak setuju dengan pandangan miring masyarakat selama ini terhadap komunitas punk. ”Kami anak punk baik. Jangan benci kami. Kami juga cinta terhadap lingkungan. Mereka yang membenci kami, belum tentu mau membersihkan sampah ini,” seru Ragil.

Selain anak-anak komunitas punk, sekitar 25 anggota Tagana (Taruna Siaga Bencana) Kulonprogo juga terlibat kegiatan tersebut. ”Keterlibatan Tagana juga mendukung inisiatif komunitas punkers yang peduli terhadap lingkungan. Kegiatan ini bagus, karena selama ini masyarakat memandang punk identik dengan ugal-ugalan. Padahal, ternyata tidak,” kata Rahmat Haryadi, Ketua Tagana Kulonprogo Utara, kemarin.

Yang menarik, sejumlah petugas Satuan Satpol PP juga berbaur dengan anak-anak punk yang berasal dari berbagai wilayah seperti DIY, Klaten dan Purworejo itu. Padahal biasanya, anak-anak punk tersebut menjadi “incaran” petugas Satpol PP saat melakukan razia di jalanan.

”Ya inilah sisi menariknya. Petugas Satpol PP juga ikut andil dalam kegiatan anak-anak punk ini. Begitu juga dengan komunitas tionghoa yang terlibat dalam paguyuban pelestarian lingkungan, Taruparwo,” ungkap Nanang Sri Rukmadi, anggota DPRD DIY yang juga Ketua Forum Masyarakat Peduli Kulonprogo, saat ditemui seusai kegiatan.

Nanang berharap, masyarakat jangan apatis dengan keberadaan para punkers. Sebab, bila diajak dialog dan komunikasi dengan baik, para punkers juga terbuka. Mereka, lanjut Nanang, datang menggunakan sepeda motor lengkap dengan helm. ”Mari kita lihat sisi positifnya. Mereka juga punya hati, jangan hanya dilihat sisi negatifnya. Kegiatan ini salah satu inisiatif mereka, dan mereka peduli terhadap lingkungan,” ujar Nanang.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya