SOLOPOS.COM - Semut Nggotong Roti

Harianjogja.com, JOGJA – Pembina Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) DIY, Gusti Kanjeng Ratu Pembayun menekankan pentingnya mengajarkan unggah-ungguh atau sopan santun pada anak usia dini. Pembayun mendorong penyelenggaraan PAUD di DIY ke depan harus berbasis budaya Jawa. Menurut dia, hal tersebut diperlukan untuk mengajarkan peserta didik agar mengenal nilai-nilai kebudayaan Jawa meski secara sederhana.

“Sebagai daerah istimewa dan memiliki undang-undang keistimewaan, Yogyakarta harus menanamkan nilai-nilai budaya Jawa pada peserta didik sejak dini. Undang-undang tersebut harus menyentuh hingga ke tingkat pendidikan anak usia dini,” ujar Pembayun dalam Gebyar PAUD DIY 2014 yang digelar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (disdikpora) DIY di GOR Amongrogo, Rabu (17/9/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selebihnya putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X ini menekankan perlu adanya kurikulum atau materi khusus tentang kebudayaan DIY yang diajarkan pada peserta didik di tingkat PAUD. Hal itu, lanjut Pembayun sangat penting untuk mencegah budaya dari luar semakin menguasai anak-anak. Pengenalan budaya tersebut tak harus melulu melalui pembelajaran bahasa. Namun lebih pada pengenalan budaya, bahasa, kesenian dan lainnya tentang Jawa, termasuk Yogyakarta.

Ekspedisi Mudik 2024

“Jangan sampai anak-anak kita hanya mengenal Doraemon, Naruto dan sebagainya. Mereka juga harus tahu tentang tokoh wayang seperti punokawan,” tandasnya.

Pembayun lantas memberikan pendalaman, pembelajaran budaya Jawa tersebut juga akan mengenalkan nilai-nilai etika yang terkandung dalam kebudayaan Jawa. Dalam praktiknya dia memberikan gagasan, sekolah bisa bermitra dengan psikolog atau lembaga lain.

“Guru dan masyarakat harus ikut berperan mengarahkan sekolah PAUD untuk mampu mengajarkan nilai-nilai karakter positif dari budaya Jawa pada anak-anak,” ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan selama ini kurikulum PAUD masih berupa silabus yang materinya bisa dikembangkan sekolah sesuai kondisi masing-masing. Dalam silabus itu bisa saja diajarkan tentang kebiasaan, etika dan, bahasa dan budaya Jawa.

“Budaya dan bahasa Jawa baru wajib diajarkan di tingkat sekolah dasar karena di tingkat PAUD masih berupa silabus. Butuh kreativitas guru dalam memasukkan materi kebudayaan Jawa untuk diajarkan pada peserta didik,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya