SOLOPOS.COM - Pengurus Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) merawat tanaman di kebun toga di Dukuh Gonggangan, Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Sragen, Jumat (4/2/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN —  Tidak mau melihat warga desanya ketergantungan dengan obat kimia, anak muda Karang Taruna Dukuh Gonggangan, Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Sragen, berinisiatif mengembangkan kebun tanaman obat keluarga (toga).

Pengembangan kebun toga itu dilakukan dengan memberdayakan masyarakat setempat. Warga diberikan pengetahun soal khasiat toga, bagaimana cara menanam serta mengolahnya. Lantas, warga disediakan lahan seluas 1.500 meter persegi untuk menanam toga tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pengembangan kebun toga ini difasilitasi Pemerintah Desa Juwok yang mengalokasikan anggaran Rp10 juta untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung.

Salah satu warga setempat, Hanung Candra Bintara, mengatakan ia dan 40 warga lain mulai menanam toga sejak awal 2020. Kendala di awal adalah sulitnya mendapat pasokan air pada musim kemarau.

Baca Juga: Program Kotaku Sulap Bantaran Sungai di Giwangan Jogja Semakin Menawan

“Kami pernah belajar di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu. Kami mendapatkan bahan dari sana dan mereka siap bekerja sama. Kendalanya, karena dataran sini rendah, musim kemarau tanaman mati [kekurangan air],” papar Hanung yang juga menjabat penasihat Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Muda Tama Desa Juwok, Jumat (4/2/2022).

Dalam menyosialisasikan manfaat toga kepada warga, karang taruna dibantu petugas dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen .

Banyak tanaman obat yang tumbuh di Dukuh Gonggangan, namun belum dimanfaatkan karena ketidaktahunan warga akan manfaatnya. Beberapa tanaman obat itu antara lain serai, lidah buaya, dan ceplukan.

Baca Juga: Kaum Difabel Soloraya Dilatih Digitalisasi Usaha

Bayan setempat yang juga Ketua Pokja Kampung Keluarga Berencana (KKB) Barayatama, Binarto alias Somo, mengatakan para pengurus sempat menghadapi tantangan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut. Setelah dipahamkan besarnya manfaat toga, warga akhirnya mau iktu menanam. Kegiatan ini lantas ditiru warga dari dukuh lain.

“Saya sendiri kena stroke tiga tahun terakhir mengkonsumsi herbal itu slhamdulillah sekarang sudah pulih. Bisa dikatakan 70% sudah bagus. Sudah tidak mengkonsumsi obat lagi. Hanya cek ke dokter,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya