SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BOYOLALI–Seorang perempuan, ND, 24, warga Kecamatan Simo, Boyolali,  Sabtu (11/5/2013), diduga menjadi korban pemerkosaan.

Tak terima, orang tua korban melaporkan kejadian itu kepada jajaran Polres Boyolali, Selasa (14/5/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ibu korban, RJ, menerangkan peristiwa itu bermula saat putrinya dijemput oleh seorang pria di halaman rumahnya, Sabtu malam sekitar pukul 20.30 WIB.

“Putri saya di rumah lalu ditelepon. Tak lama kemudian ada seorang pria datang di halaman rumah. Saya tak mengetahui dan putri saya tak pamit,” kata RJ saat ditemui Solopos.com di depan ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Mapolres Boyolali, Selasa siang.

RJ meyakini putrinya itu pergi ke tempat neneknya, di rumah tak jauh dari rumahnya itu. RJ tak curiga putrinya diajak pergi lantaran saat itu ND masih mengenakan busana santai, daster. Curiga putrinya tak segera pulang, RJ dan suaminya pun segera mengecek keberadaan ND di rumah neneknya. Rupanya ND terbukati tak berada di tempat itu.

“Warga di lingkungan segera mencari. Kami pun melapor ke Mapolsek Simo,” tambahnya.

RJ baru bisa bertemu putrinya, Minggu (12/5/2013). Saat itu, ND diantar neneknya ke rumah.

“Putri saya dalam kondisi lemas. Saya kaget dan tak terima setelah melihat putri saya bersimbah darah. Jelas diperkosa,” tandas RJ.

Menurut pengakuan ND, lanjut RJ, pria penjemput putrinya itu merupakan tetangga desa. Peristiwa yang diduga kuat RJ sebagai pemerkosaan terhadap putrinya itu diduga kuat olehnya terjadi di sebuah pekarangan SD. Kepada Solopos.com, RJ meminta merahasiakan identitas putrinya dan alamat rumahnya lantaran pertimbangan tekanan psikologis.

“Saya sudah habis Rp40 juta. Putri saya itu terserang kanker payudara kemudian merembet terjangkit penyakit lainnya. Saya takut jantung dia tak kuat,” tambah RJ.

Masih berdasarkan pengakuan ND, RJ mengatakan pelaku tersebut merupakan pria memiliki anak dan istri. Pria tersebut berinisial M dan bekerja sebagai kuli pengangkut barang. “Ada yang berupaya meminta saya mencabut laporan. Musibah masih datang kepada saya dan saya berharap polisi segera menindak,” tegas RJ yang mengaku berprofesi sebagai buruh bangunan itu.

RJ tak mengelak merasa geram terhadap pelaku. Maklum, korban merupakan satu-satunya anak perempuannya yang masih membutuhkan biaya untuk menyembuhkan sejumlah penyakit dalam.

Sementara Kanit PPA Polres Boyolali, Apitu Ekowati mengaku telah mendengar kabar kejadian tersebut. “Belum penyelidikan karena kasus belum dilaporkan. Meskipun demikian kami sudah mendengar kabarnya,” ujar Ekowati di ruang kerjanya kepada Solopos.com, mewakili Kapolres Boyolali AKBP Budi Haryanto dan Kasatreskrim Polres Boyolali AKP Dwi Haryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya