SOLOPOS.COM - Ilustrasi (ist)

Ilustrasi kekerasan terhadap anak (Foto: Dokumentasi)

Ilustrasi kekerasan terhadap anak (Foto: Dokumentasi)

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

WONOGIRI–Orangtua siswa kelas IX SMPN 2 Ngadirojo, Marni, 45, memprotes sekolah setempat menyusul dugaan perlakuan salah satu guru yang membuat siswa berinisial DA, 14, mengeluh pusing.

DA mengaku rambutnya ditarik alias dijambak guru yang juga kepala sekolah setempat, hingga jatuh terduduk ke lantai Kamis (13/9/2012) siang. Gara-gara kejadian itu DA mengalami pusing.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara pihak sekolah menegaskan rambut DA dijambak tidak dengan kasar. Perlakuan itu sekadar untuk mengingatkan DA agar tidak bergaya layaknya anak punk ke sekolah. Pihak sekolah juga sudah memfasilitasi DA menjalani scan kepala pada Jumat (14/9/2012) dengan biaya sekolah, dan hasilnya tidak ada masalah.

Marni, saat ditemui wartawan di kediamannya, di Pucong, Kelurahan Mlokomanis Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Sabtu (15/9/2012), mengungkapkan kekhawatirannya saat DA mengeluhkan pusing sore hari pascakejadian. Dia lantas menyambangi sekolah untuk menyampaikan protes.

“Dari sekolah anak saya diajak scan ke rumah sakit. Hasilnya saya ambil tadi pagi [Sabtu pagi-red], tapi saya tidak puas hasilnya,” ungkap Marni.

Ibu tiga anak tersebut mengaku sangsi terhadap penjelasan dokter mengenai hasil scan kepala anaknya. Pasalnya, sang anak menderita pusing sore hari setelah siang harinya mengalami kejadian “dijambak”.

Dokter juga membawakan tiga jenis obat yang harus dikonsumsi tiga kali sehari. Dia menambahkan dokter menyarankan anaknya libur dua hari agar punya waktu istirahat di rumah.

Marni berharap guru yang diduga menjambak bisa bertanggung jawab. Sebab, menurutnya, DA tidak merasa bergaya seperti anak punk dengan rambutnya. Kejadian sebenarnya DA hanya sekedar memainkan rambutnya yang masih basah meniru gaya jabrik anak punk.

“Rambut masih basah setelah istirahat salat, terus di-jabrik-jabrik, itu biasa. Rambutnya juga tidak gondrong.”

Di sisi lain, Marni rupanya punya trauma dengan luka di kepala anak. Kakak DA pernah jatuh dan kepalanya bengkak kecil. Semula sang kakak tidak apa-apa, tapi beberapa bulan kemudian sakit.

Ternyata kakak DA masalah dengan saraf akibat luka itu hingga saat ini. Hal itu yang membuat Marni berkeras guru pelaku harus berjanji akan bertanggung jawab jika kelak hal buruk menimpa DA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya