SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Reuters/Dok.)

Tempat perlindungan atau selter bagi anak dengan HIV/AIDS di Solo sudah selesai dibangun.

Solopos.com, SOLO — Anak dengan HIV/AIDS (ADHA) di Kota Solo segera memiliki tempat perlindungan. Pembangunan selter atau tempat perlindungan bagi ADHA kini telah rampung dan segera dioperasikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sekarang tinggal menyelesaikan infrastruktur pendukung dan mebeler,” kata Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo ketika dijumpai wartawan di rumah dinasnya di Loji Gandrung, Kamis (30/11/2017). (Baca: Pemkot Solo akan Tampung 9 ADHA di Punggawan)

Namun, Wali Kota enggan membeberkan lokasi selter atau rumah singgah bagi penyandang HIV/AIDS tersebut. Yang jelas, Wali Kota menyampaikan pembangunan selter tersebut sejauh ini tidak menuai masalah.

Selain dibangun di lahan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, masyarakat sekitar tak mempermasalahkan. Selter itu dibangun di lahan yang jauh dari lokasi permukiman penduduk.

Selter dibangun oleh Kementerian Sosial (Kemensos) dengan menggandeng dana corporate social responsibility (CSR).
“Sudah beres semua. Nanti kalau mau diresmikan baru saya kasih tahu tempatnya di mana,” katanya.

Ihwal operasional selter, Rudy mengatakan akan menggandeng LSM Lentera yang selama ini mengelola rumah singgah bagi ADHA melalui penandatanganan memorandum of understanding (MoU). Sedangkan dana operasional, Kemensos bersama Pemkot akan menyiapkannya.

Pembangunan selter bagi ADHA itu sebagai upaya pemenuhan hak anak serta untuk melindungi ADHA. Dalam pembangunan ini, Pemkot hanya menyiapkan lahan untuk selter tersebut.

Ditanya jika nanti ada penolakan lagi dari warga terkait keberadaan selter tersebut, Rudy meminta seluruh masyarakat untuk tidak memandang sebelah mata terhadap penderita HIV/AIDS. Terlebih jika yang menderita adalah anak-anak.

Mereka hanya menerima penyakit itu dari orang tua mereka. Seperti diketahui, keberadaan ADHA di bawah pengelolaan LSM Lentera ditolak oleh warga di sekitar lokasi rumah singgah. (Baca: Warga Kedunglumbu Tolak ADHA, Diskriminasi Masih Ada)

Penolakan itu antara lain datang dari warga Purwosari, Kecamatan Laweyan, dan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, saat Yayasan Lentera mencari rumah kontrakan untuk menampung ADHA.

“Harapan saya tidak ada penolakan, yang penting itu jauhi penyakitnya, bukan orangnya. Mereka juga manusia seperti kita,” katanya.

Pengelola Program dan Monitoring Evaluasi (Monev) Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo, Tommy Prawoto, menyampaikan data pengidap baru HIV/AIDS pada Januari hingga September 2017 sebanyak 293 orang. Sedangkan pada 2016, pengidap HIV/AIDS sebanyak 314 orang, dan 2015 sebanyak 346 pengidap HIV/AIDS di Kota Bengawan.

“Kami mencatat masyarakat yang positif HIV/AIDS, 80 persen diakibatkan seks bebas tanpa alat pengaman. Sisanya memperoleh penyakit itu dari pemakaian jarum suntik, narkoba, dan akibat keturunan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya