SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Anak berkebutuhan khusus perlu mendapatkan pendamping yang tepat.

Harianjogja.com, JOGJA — Setiap sekolah yang ada di Jogja, perlu memperhatikan kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), terutama bagi mereka yang memiliki ketunaan tertentu hingga membutuhkan Guru Pendamping Khusus (GPK).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota Forum Pemantau Independen Pakta Integritas (Forpi) Kota Jogja, Baharuddin Kamba mengatakan, pada pantauan hari pertama sekolah di Kota Jogja, pihaknya menemukan Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Jogja (SMA N 3 Jogja) mendapatkan satu orang siswa ABK dengan ketunaan tunanetra. Hanya saja disayangkan, sekolah masih belum memiliki kesiapan dalam memberikan GPK kepada siswa tersebut, padahal keberadaan GPK dibutuhkan agar pada saat proses belajar mengajar nantinya tidak ada lagi persoalan yang dihadapi.

“Kami mendorong kepada pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan Kota Jogja agar segera memfasilitasi segala kebutuhan para ABK termasuk adanya GPK,” kata dia, ditemui di sela pantauan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), Senin (18/7/2016).

Sementara itu ketika dihubungi secara terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Jogja Budi Ashrori mengatakan, pihaknya sudah mendengar laporan adanya seorang siswa ABK di SMA N 3 Jogja. Persoalan GPK, menurutnya adalah hal yang memang sudah harus difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Kota Jogja. Meski demikian, dinas akan tetap melakukan komunikasi mengenai kebutuhan GPK itu dengan sekolah, dan sekolah juga mengajukan secara resmi atas kebutuhan GPK.

“Kami akan menyediakan seoptimal mungkin,” ungkapnya.

Waka Hubungan Masyarakat SMA  3 Jogja Agus Santoso menuturkan, siswa tunanetra di sekolah tersebut pada Tahun Pelajaran 2016/2017 memberikan pengalaman bagi sekolah untuk pertama kalinya mendidik siswa ABK tunanetra. Sepengetahuannya, siswa tersebut memiliki daya ingat kuat, dan mampu belajar dengan sistem audio atau suara. Sehingga pihaknya akan berupaya menyediakan bahan ajar dalam bentuk braille, sekaligus mengalihsuarakan bahan ajar dari bentuk visual menjadi audio, untuk memudahkan siswa tersebut.

“Namun secara perlakuan, ia akan dididik sama dengan siswa yang lainnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya