SOLOPOS.COM - Anak-anak lebih rentan tertular varian Delta. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO--Anak-anak lebih rentan tertular varian Delta.  Hal ini berdasarkan temuan di sejumlah daerah yang mengalami lonjakan kasus Covid-19.

"Ada kecenderungan kalau lihat varian Delta ini pada umur di beberapa rumah sakit kami melihat umur di bawah 18 tahun, di bawah 10 tahun sudah ada yang kena,” kata Plt. Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu seperti dikutip dari akun Twitter Indonesia Baik @indonesiabaik.id, Senin (28/6/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terjadi peningkatan penularan dan bahkan menyebabkan kematian pada anak-anak berdasarkan kasus baru harian Covid-19. Dilansir dari @indonesiabaik.id, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga memaparkan data nasional menunjukkan bahwa konfirmasi Covid-19 pada anak mencapai 12,5 persen. Hal ini terjadi pada anak usia 0-18 tahun.

Baca Juga:  Saturasi Oksigen 90 Rendah Seperti Jane Shalimar, Berapa Kategori Normalnya?

Gejala pada anak yang ditimbulkan dari varian Delta ini pada dasarnya hampir memiliki kesamaan seperti demam, batuk, dan masalah pernapasan.

“Perbedaan yang kami amati sama, gejala klinisnya itu sama. Karena paparan itu melalui droplet aja varian baru juga bisa terpapar virus corona melalui airbone,” kata Maxi seperti mengutip laman Bisnis.com, Senin (28/6/2021).

Seperti yang diketahui, Kemenkes telah menyebutkan bahwa varian Delta memiliki tingkat penularan lebih tinggi dibandingkan dengan varian sebelumnya. Indonesia mengalami lonjakan kasus setelah libur Hari Raya Idul Fitri di sejumlah daerah salah satunya, Kudus. Diketahui, varian yang ditemukan di Kudus mayoritas merupakan varian Delta.

Mengutip laman halodoc, Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih, mengatakan jika potensi bahaya varian Delta ini sangat tinggi. Ia juga menyebut jika jenis ini justru banyak menyerang anak-anak muda. Bahkan, serangan yang terjadi dapat langsung menimbulkan dampak dengan gejala berat. Saat alami gejala berat, tingkat kesembuhannya menjadi lebih kecil.

Selain itu, peningkatan kasus Covid-19 akibat varian Delta juga terjadi pada anak-anak. Penularan massif ini dipercaya akibat belum adanya program vaksinasi pada anak yang usianya belum mencapai 18 tahun.

Dengan begitu, sistem imunitas yang belum sempurna ditambah tidak adanya vaksin dengan gejala yang ringan membuat banyak orang tidak cepat tanggap untuk memeriksakan anak mereka.

Baca Juga: Positif Covid-19 Setelah Vaksin Pertama, Perlukah Suntikan Kedua?

Lalu, apa yang mesti dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan varian Delta pada anak-anak?

Cara yang paling utama harus dilakukan untuk menghentikan sebaran virus corona pada anak adalah dengan memastikan setiap orang dewasa yang di lingkungannya banyak anak kecil untuk mendapatkan vaksin. Maka dari itu, peran dari pemerintah dan kerja sama para orangtua sangat penting untuk memastikan kesuksesan dalam memotong rantai sebaran ini.

Memang penelitian terkait pemberian vaksinasi pada anak-anak terus dipercepat. Masalahnya, setiap ahli medis perlu memastikan tingkat keamanan dan efektivitas dari vaksin tersebut untuk anak-anak, sehingga belum dapat digunakan secara luas. Kemungkinan vaksinasi untuk anak baru bisa dilakukan di tahun depan. Namun, kita semua perlu berdoa agar penelitian ini menemukan titik terang secepatnya.

Baca Juga: Corona Merajalela lagi, Baca Doa Ini Agar Pandemi Segera Berakhir

Hal lain yang dapat dilakukan orangtua agar anak tidak terserang varian Delta adalah membatasi kegiatan yang dilakukan di luar rumah. Dengan minimnya interaksi dengan orang lain, diharapkan tingkat risiko dari penularan juga menurun drastis. Dengan begitu, ibu mampu memastikan kesehatan anak sembari menunggu pemberian vaksin pada anak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya