SOLOPOS.COM - RSUD Dr. Moewardi Solo. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO — Pandemi Covid-19 memberatkan anak-anak dengan HIV/AIDS di bawah naungan Yayasan Lentera, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah. Keterbatasan kesehatan mereka membuat risiko tertular virus corona jenis baru pemicu Covid-19 menjadi berlipat ganda.

Vonis lemah dalam ketahanan tubuh membuat anak-anak dengan HIV/AIDS harus rutin memeriksakan kesehatan di RSUD dr. Moewardi Solo. Padahal, rumah sakit yang beralamat di Jl. Kol. Sutarto No. 132 Jebres, Kota Solo itu merupakan rujukan utama pasien Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Yayasan Lentera, Yunus Prasetyo, saat diwawancara Solopos.com, Sabtu (31/10/2020), mengakui khawatir 32 anak yang berada dalam pengasuhan dan pengawasannya terpapar Covid-19 ketika pemeriksaan bulanan di RSUD dr. Moewardi.

Jinny dan Lea Tampil Menawan di Teaser Comeback Secret Number

“Ini kami harus lebih waspada. Karena misalnya terinfeksi virus ini ya sudah. Apalagi jumlah kami banyak, 32 anak,” ujar dia.

Yunus menjelaskan sebenarnya hanya ada 10 pegawai yayasan yang bertugas mendampingi anak-anak tersebut. Tetapi jumlah petugas pendamping sangat kurang ketika harus memeriksakan diri di RSUD dr. Moewardi.

Maklum saja, yang namanya anak-anak selalu berbuat sesuka hati mereka. Anak-anak asuh Yayasan Lentera Solo itu belum bisa berdisiplin menerapkan protokol kesehatan sesuai standar pencegahan Covid-19.

Jaga Imun di Masa Pandemi, Begini Cara Memicu Hormon Bahagia

“Namanya anak-anak masih kecil, bawah lima tahun, dan sebagainya, pegang handle tangga lah, handle pintu lah. Jadi sangat riskan. Sedangkan kalau tidak ke sana [RSUD dr Moewardi] tidak bisa. Ya itu bagi kami harus ekstra lagi,” tutur dia.

Bantuan Sukarelawan

Akhirnya ketika harus memeriksakan diri ke rumah sakit pada hari Rabu pekan ke empat, Yaysan Lentera meminta bantuan sejumlah sukarelawan. Mereka diminta mendampingi anak-anak selama proses pemeriksaan hingga kembali pulang.

Mereka bertugas mengawasi dan mencegah anak-anak dari aktivitas yang berisiko terpapar Covid-19 seperti melepas masker atau memegang benda-benda di rumah sakit.

Kamar demi Kualitas Tidur Lebih Baik Menurut Fengsui

Demi meminimalisasi resiko penularan Covid-19, anak-anak asuh Yayasan Lentera Solo dibekali hand sanitizer untuk dipakaikan ke tangan si anak.

“Minimal dua anak di-handle satu petugas atau sukarelawan. Untuk sukarelawan ini tidak kami beri honor. Tapi yang 10 staf atau pegawai [yayasan] kami beri gaji. Kami sebenarnya ingin pihak rumah sakit datang ke tempat kami,” tutur Yunus.

Dengan tim medis rumah sakit datang ke Sekretariat Yayasan Lentera di Kompleks Taman Makam Pahlawan Kusuma Bakti Jurug, menurut dia risiko penularan Covid-19 bisa ditekan. “Tapi kayaknya dari mereka sediri tidak bisa mas,” urai dia.

Ini Dia 5 Camilan Sehat Tanpa Risiko Gendut

Yayasan Lentera saat ini mendampingi 32 anak dengan HIV/AIDS. Rentang usia mereka mulai dari tiga bulan hingga 15 tahun. Dari 32 anak itu, yang paling banyak berusia lima tahun hingga 12 tahun. Setiap bulan mereka rutin periksa kesehatan.

Selain lemah dalam ketahanan tubuh, mereka juga mempunyai riwayat penyakit paru-paru, sehinga sangat rawan terkena pneumonia. “Terinfeksi HIV/AIDS karena tertular dari ibunya, baik saat persalinan normal atau menyusui,” kata dia.

Kata Dinas Kesehatan

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan setahu dia RSUD dr Moewardi sudah menerapkan program penanggulangan infeksi (PPI). Salah satunya dengan memisahkan jalur antara pasien Covid-19 dengan pasien umum.

K-Netz Minta Irene Didepak dari Red Velvet

“Sebetulnya akses pasien Covid-19 kan sudah disendirikan, akses masuk, jalan disendirikan. Tidak hanya mereka, semua berisiko. Tapi rumah sakit kan punya mekanisme program penanggulangan infeksi yang sudah dilakukan,” urai dia.

Menurut Siti RSUD dr. Moewardi tidak sembarangan dalam pelayanan kesehatan kepada semua pasien. Apalagi RSUD dr. Moewardi merupakan RS pendidikan.

Dia juga meminta Yayasan Lentera berkoordinasi bila memang ada kendala. “Segala sesuatu harus dikoordinasikan dengan baik. Tidak boleh mengambil kesimpulan sendiri-sendiri. Komunikasi dan koordinasi yang paling penting agar tidak miss-komunikasi. Jadi pelayanan harus tetap dilakukan,” sambung dia.

Kiat Dekorasi Rumah Nyaman untuk WFH



Sedangkan Kasi Pendapatan RSUD dr Moewardi Solo, Wahyuni menegaskan jalur antara pasien Covid-19 dengan pasien umum sudah dipisahkan. Artinya zona-zona yang dilalui pasien Covid-19 berbeda dengan zona pasien umum.

Tapi diakui Wahyuni bisa saja ada orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 dari para pengunjung atau pengantar pasien. Sehingga, apa yang menjadi harapan dari Yayasan Lentera Solo akan dibicarakan lebih dulu untuk menentukan penyikapannya atas risiko penularan Covid-19 terhadap anak-anak dengan HIV/AIDS itu.

“Selama ini yang pasien Covid-19 dari IGD langsung masuk jalur khusus ke ruang isolasi. Cuman kita tidak tahu pengunjung itu, pengantar, ada yang kena Covid-19 atau enggak. Kan banyak juga yang OTG. Jadi nanti kami bicarakan dulu,” urai dia.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya