SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak makan (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Setiap anak perlu mendapatkan asupan gizi yang tepat. Salah satunya asupan protein hewani yang dinilai menjadi asupan penting di masa 1.000 hari pertama kehidupan. Namun bagaimana jika anak mengalami alergi susu sapi.

Susu sapi bisa disebut sebagai salah satu sumber protein hewani atau penghasil protein yang berasal dari hewan. Selain susu tentunya juga ada daging, seafood dan telur.

Namun terkadang tidak semua sumber protein tersebut bisa diterima anak. Ada yang mengalami alergi saat mengonsumsi jenis makanan tertentu. Tidak terkecuali makanan yang menjadi sumber protein hewani, misalnya susu.

Jika hal itu terjadi, orang tua tidak perlu bingung. Pada Health Talk Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dengan tema Peran Asupan Gizi Untuk Tumbuh Kembang Anak, Dokter Anak Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Debby Andina Landiasari, Sp.A., menyampaikan ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mendapatkan protein hewani.

“Untuk persoalan tersebut, pada anak dengan riwayat alergi susu, sebenarnya untuk pemilihan makanan pun kita juga tidak yang langsung harus eliminasi macam-macam makanan,” kata dia dalam acara yang disiarkan di Youtube RS JIH Solo tersebut.

Menurutnya, ketika anak yang sebelumnya memiliki riwayat alergi susu sapi, belum tentu dia juga alergi terhadap makanan-makanan yang menagandung protein hewani lainnya. Bisa saja anak tersebut tetap bisa mengonsumsi telur, daging dan lainnya.

Untuk itu anak dengan kondisi tersebut tetap harus dikenalkan dengan protein hewani sejak awal pemberian makanan pendamping (MP) Air Susu Ibu (ASI). Kemudian lakukan evaluasi selama tiga hingga lima hari setelahnya.

Misalnya, kenalkan anak dengan sumber protein lain, yakni telor. Kemudian dipantau kondisinya, apakah dalam tiga hingga lima hari setelahnya muncul gejala alergi atau tidak. Reaksi alergi yang dimaksud bisa berupa batuk, ruam merah pada kulit, muntah atau diare.

“Kita evaluasi, apakah ada ke arah alergi? Kalau aman, tidak ada tanda-tanda alergi, berarti untuk protein tersebut aman untuk anak,” kata dia.

Selanjutnya anak bisa dikenalkan dengan sumber protein hewani lainnya. Hal itu perlu dilakukan untuk memastikan reaksi anak. Jika anak juga mengalami reaksi alergi pada sumber protein hewani lainnya, bisa dilakukan konsultasi pada dokter.

“Kalau muncul reaksi [alergi] distop dulu, bisa konsultsi ke dokter,” lanjut dia.

Rekomendasi
Berita Lainnya