SOLOPOS.COM - Perpustakaan Anagata Merapi yang dikembangkan untuk menguatkan literasi anak di Lereng Merapi, Minggu (2/10/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI —Sejak 2015, Perpustakaan Anagata Merapi bergerak membawa warga desa menuju peradaban maju tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya lokal.

Hal itu berawal ketika pendiri Perpustakaan Anagata Merapi, Sarsito memikirkan bagaimana menumbuhkembangkan literasi masyarakat perdesaan, khususnya di anak-anak di Lereng Merapi Kabupaten Boyolali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama ini perdesaan dianggap sebagai daerah yang minim sarana literasi, seperti buku ataupun akses Internet. Sarsito tak ingin akses literasi yang minim menjadi alasan anak-anak mempunyai minat baca yang rendah, khususnya anak-anak di desa.

Sarsito menjelaskan edukasi literasi yang dikenalkan sejak dini menjadi hal yang penting bagi anak-anak. Dengan literasi yang kuat, mereka bisa melawan hoaks di peradaban yang semakin berkembang ini.

“Berawal dari itu, kami membuat perpustakaan Anagata Merapi untuk menjembatani dan memudahkan anak-anak menemukan berbagai macam buku, seperti buku pelajaran, dongeng, novel, dan terkait wawasan lainnya,” ujar dia kepada Solopos.com, di perpustakaan Anagata Merapi, Minggu (2/10/2022).

Perpustakaan Anagata Merapi cukup kaya dengan koleksi buku-buku seperti buku di bidang pertanian, resep masakan, dan lainnya. Anagata juga menjaring pembaca dari kalangan masyarakat umum seperti petani, ibu rumah tangga, dan lainnya.

Untuk mendapat jangkauan yang lebih luas, Sarsito sempat mendesain vespa yang ia punya untuk dijadikan perpustakaan keliling pada 2019.

“Jadi saya keliling di seputaran Lereng Merapi. Ada tujuh titik yang kami kelilingi, dan itu sudah terjadwal. Namun karena di titik-titik itu kemudian kami bangun perpustakaan bersama, jadi kami saat ini tinggal lukir [bertukar] buku. Kalau dulu saya mesti muter ke desa-desa. Sekarang saya tinggal memutarkan buku-bukunya. Di titik-titik tempat saya berhenti dulu, sekarang jadi perpustakaan. Yang masih aktif ada empat titik sampai sekarang,” papar dia.

Sarsito menyebutkan empat lokasi perpustakaan lokal tersebut tersebar di sekitar Lereng Merapi Kecamatan Cepogo, Boyolali. Total koleksi yang dimiliki perpustakaan saat ini mencapai 1.000 buku lebih. Karena, kata Sarsito, perpustakaan banyak dibantu oleh beberapa donatur dari beberapa komunitas, seperti ikatan dokter, komunitas peduli literasi, hingga tokoh politik.

Lebih lanjut, Perpustakaan Anagata juga mengadakan beberapa kegiatan edukasi dan pemberdayaan untuk mengembangkan masyarakat desa. Kegiatan tersebut berkolaborasi dengan pihak-pihak lain.

“Sebelumnya, kami mengadakan program anak-anak sekolah bisa konsumsi makanan sehat dari rumah. Kami berikan mereka tumblr, kemudian kami berikan tempat makan,” ucap dia.

Anagata Merapi menjaring kerja sama dengan pihak-pihak luar melalui media sosial Facebook. Dari situ, donatur-donatur buku banyak yang memberikan dukungan dan menyumbangkan koleksi buku-buku mereka. Buku-buku tersebut saat ini sudah disebar ke empat titik perpustakaan lokal yang tersebar di Kecamatan Cepogo.

Selain buku-buku, ada beberapa donatur yang menyumbangkan komputer, laptop, hingga peralatan menjahit. Sehingga kegiatan di perpustakaan tidak hanya sebatas literasi, namun juga menjadi media pengenalan bagi anak-anak seperti mengoperasikan komputer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya