SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, SURABAYA — Jumlah calon jemaah umrah dari Tanah Air pada tahun depan diperkirakan tumbuh sekitar 30%-50% seiring dengan tren minat umat Muslim di Indonesia untuk menjalankan ibadah umrah.

Wakil Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jawa Timur (Jatim), Echwan Siswandi, mengatakan dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan usaha biro Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) mengalami pertumbuhan rata-rata 30%.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Tahun depan kami ingin bisa tumbuh 50% karena memang keinginan jamaah untuk menuju Baitullah sudah tidak terbendung, dan saat ini untuk menjalankan ibadah haji butuh waktu tunggu sampai 25 tahun,” katanya di sela-sela sosialisasi persiapan akreditasi PPIU di Surabaya, Senin (10/12/2018).

Echwan Siswandi menjelaskan memang umat Muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah haji, tetapi Rasulullah menjalankan tiga kali umrah lebih dulu sebelum menjalankan haji.

“Ini salah satu cara tercepat sebagai bentuk penghambaan diri kita untuk hadir di Baitullah. Antara umrah satu dan umrah lain tujuannya penghapusan dosa. Jadi tidak ada salahnya kita untuk umrah dulu,” jelasnya.

Direktur Utama PT Ikhwan Berkah Sejahtera (IBS) itu menambahkan meski tahun depan memasuki tahun politik yang banyak dikhawatirkan dapat mengganggu perekonomian, tetapi menurutnya momen pemilu tidak akan memengaruhi usaha biro perjalanan umrah dan haji.

“Tahun politik kan urusan dunia, urusan Indonesia, jadi tidak akan berkaitan karena jamaah sudah niatnya untuk umrah,” imbuhnya.

Echwan menambahkan sepanjang 2018 ini setidaknya IBS telah memberangkatkan sekitar 2.000 jamaah umrah atau sekitar 40-45 orang satu kali berangkat dengan pilihan berbagai paket.

“Kami menyediakan banyak pilihan paket, paling hemat iti sekitar Rp22,5 jutaan, dan paling singkat perjalanan sembilan hari,” jelasnya.

Dia mengingatkan kepada umat Muslim di Indonesia agar berhati-hati dalam memilih agen travel umrah yang menawarkan paket murah yang tidak wajar sekitar Rp15 jutaan.

“Bisa jadi itu penipuan, ataupun berangkat tapi ada unsur perjalanan yang tidak terpenuhi oleh agen travel tersebut. Kita harus cek bagaimana tiket pesawatnya, hotelnya, dan makannya apakah sesuai dengan harga murah yang ditawarkan,” imbuhnya.

Silakan KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya