Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
“Solusi terbaik agar kesejahteraan rakyat cepat terwujud adalah, kita harus jujur pada masyarakat, pada Tuhan dan diri sendiri karena sudah lama berpura-pura dengan UUD’45,” ujarnya.
Penegasan Amien Rais itu disampaikan seusai menggembleng warga Muhammadiyah di halaman Masjid Agung Baiturrahmah, Sukoharjo, Sabtu (8/9/2012). Hadir pada acara itu, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya dan pejabat di Pemkab Sukoharjo. Mantan Ketua DPR/MPR awal reformasi menilai hingga saat ini sikap pejabat negara terhadap UUD’45 seperti beo, yakni hanya hapal kalimatnya tetapi tidak mengerti isinya.
Dicontohkan soal penguasaan negara terhadap kandungan alam dan isinya untuk kemakmuran rakyat hingga sekarang tidak dilakukan. “Sekarang ini, Indonesia sudah terjebak pada ekonomi neolib, konglomerat. Cara paling tepat (menghapus neolib), presiden ke depan, menteri, gubernur, bupati, LSM dan penggerak masyarakat kembali ke dasar UUD. Mempelajari, memahami dan mewujudkan terus-menerus isi UUD’45.”
Kenapa gundah dengan keadaan negara? Amien menyatakan, daerah Freeport merupakan tambang emas dan tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia. “Jika saya, freeport ditutup dan diusir. Semua peralatan yang ada diinventarisasi terus diganti. Setelah pergi, lokasi tambang dikelola mandiri seperti pesan Presiden Soekarno. Harus ada ketegasan terhadap Freeport.”
Lebih lanjut Amien mengatakan, Indonesia sebenarnya negara besar namun ojo tela-telo (bingung). “Indonesia itu lebih baik dibanding AS dan Eropa. Saya pernah berbincang-bincang dengan Pak Kwek Kian Gie, ekonom. Pak Kwek berkata selama korupsi merebak di tanah air maka kesejahteraan rakyat tidak akan terwujud tetapi ternyata kondisi ekonomi Indonesia cukup baik dibanding AS dan Eropa. Padahal korupsi tetap merajalela,” ujarnya.
Amien berharap, pemikiran itu dibalik yakni jika korupsi tidak merajalela sudah dipastikan kesejahteraan rakyat Indonesia lebih baik lagi. Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo, dr Guntur Subiantoro mengatakan, pengajian bertajuk hari muhammadiyah dilaksanakan rutin pada pekan kelima. “Hari muhammadiyah dimaksudkan sebagai sarana koordinasi antara pengurus dengan kader. Di setiap pengajian akan digali dana untuk kemajuan organisasi.”
Pada kesempatan itu Amien Rais, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya dan pejabat lainnya menandatangani prasasti pendirian radio muhammadiyah.