SOLOPOS.COM - Amien Rais tampil dalam Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah ke-48 di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (30/5/2022). (Tangkapan layar YouTube Muhammadiyah Channel)

Solopos.com, SOLO—Politikus senior Amien Rais mengingatkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar tidak terlalu sering keluar masuk Istana. Menurut Amien Rais, kegiatan itu bisa berdampak bagi organisasi Muhammadiyah.

“Saya pernah menyampaikan kritik ke dalam, janganlah PP Muhammadiyah terlalu sering masuk keluar Istana. Jangan. Karena mereka kalau terlalu sering itu ada dampaknya,” kata Amien Rais dalam Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah ke-48 di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) seperti disiarkan akun YouTube Muhammadiyah Channel, Senin (30/5/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Amien Rais mengatakan setiap tamu yang datang disiapkan di Istana ruang meet the press. Dan hampir standar, setiap tamu yang datang akan menyampaikan terima kasih kepada presiden karena telah menerima kunjungan para tamu.

Baca Juga: Amien Rais Serukan Capres Agen Barat Dan China Jangan Dipilih, Adakah?

“Dalamkenyataan Istana tidak bodoh gitu. Saya kira Istana tersenyum agak sedikit geli…jadi nggak usah pakai jubir apa yang ini dan itu ya tapi kemudian secara tidak langsung kita telah menjurubicarai wacana yang dipikir presiden dan lain-lain dan ini mohon tidak diulangi PP Muhammadiyah yang akan datang,” ujarnya.

Amien yang merupakan Ketua Umum PP Muhammadiyah 1995-1998, bercerita hanya sekali bertemu Presiden Soeharto menjelang Muktamar ke-43 Muhammadiyah di Banda Aceh. Pertemuan itu pun untuk mengundang Presiden Soeharto untuk menghadiri pembukaan muktamar.

“Karena muktamar  tidak didatangi presiden itu lantas lucu… saya dan Syafii Maarif wakil saya waktu itu ya terbang ke Aceh dan ketemu Pak Gubernur Aceh. Beliau mengatakan amat sangat welcome tapi tolong harus menghadirkan Pak Harto kepala negara. Jadi kemudian setelah itu Pak Harto kita datang sowan kemudian beliau memberikan sambutan mengatakan beliau juga saat di Solo di kota kita ini ikut pandu Hizbul Waton pandu HW dll dan kemudian setelah itu ya hanya itu tidak ketemu lagi. Karena waktu itu atas nama presiden Pak Try Sutrisno (Wakil Presiden) sudah menutup,” ujarnya.

Baca Juga: Sebut Presiden 3 Periode Masih Mungkin, Begini Wanti-Wanti Amien Rais

Amien Rais sebagai ketua umum terpilih PP Muhmmadiyah saat itu sambil bergurau kepada Try Sutrisno mengatakan tidak akan menyampaikan terima kasih, karena saling berterima kasih. Muhammadiyah selama ini telah menampung ratusan ribu anak SD yang tidak tertampung di SD negeri, menampung mahasiswa yang tidak ditampung di perguruan tinggi negeri, dan anak yatim dan lain-lain.

“Pikiran saya ada message di balik itu. Artinya Muhammadiyah sebisa mungkin itu independen secara domestik tentu harus berdaulat dan  emoh diintervensi emoh dicampurtangani oleh pihak luar walaupun itu dari pemerintah yang sedang berkuasa. Ini penting sekali,” kata dia.

Apalagi, kata dia, umat Islam di Indonesia masih diremehkan secara internasional dan hal itu masih terjadi sampai sekarang.

Baca Juga: Amien Rais: Duet Jokowi-Luhut Harus Berakhir Oktober 2024

“Apalagi dunia Islam sekarang itu memang sedang mawut semawut-mawutnya. Dari Merauke sampai Maroko, negeri muslim yang masih utuh tinggal Indonesia, Malaysia, Turki, thats all. Yang lain-lain masa depannya itu berat.”

 

Muktamar NU

Berdasarkan berbagai informasi yang diterimanya, Amien Rais menilai pemerintahan saat ini akan mengintervensi bahkan akan melakukan berbagai macam trik supaya nanti hasilnya lebih kurang sesuai keinginan rezim.

Dia mengaku kaget dengan muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ada tokoh yang didukung oleh kekuatan politik A dan calon satunya didukung kekuatan politik B. Sehingga antara A dan B suaranya berbeda 122 suara.

Baca Juga: Dituding Aktor Utama, Amien Rais Ungkap Detik-Detik Gus Dur Lengser

“Saya tidak ingin mencampuri sama sekali muktamar NU. Saya diberi tahu sama orang yang punya otoritas karena memang ada crack,” ujarnya.

Dia mengingatkan Muhammadiyah akan berwibawa, akan semarak, akan dapat rida ilahi kalau menggantungkan kepada Allah.

“Yang namanya penyakit itu adalah mensekutukan Tuhan dalam hal kekuasannya. Jadi kalau kita takut sama rezim, takut sama ini itu jangan jangan kita termasuk mengembangkan penyakit tadi. Kata KH Ahmad Dahlan sedangkan obatnya adalah tauhid kepada Allah dengan sebenar-benarnya,” kata Amien yang kini menjabat Ketua Dewan Syuro Partai Ummat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya