SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Zainal Arifin A. (FOTO/Istimewa)

Selama ini, kerja polisi dirasa masih belum memuaskan, masih banyak orang mabuk-mabukan di tempat publik. Jual-beli pun tak terawasi secara ketat. Namun bukan berarti masyarakat bebas melakukan tugas aparat dengan tata cara melanggar aturan. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo, Solo, Zainal Arifin Adnan, menegaskan menolak tindak kekerasan oleh masyarakat meski dengan maksud membubarkan pesta miras.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya lihat personel kurang, laporan dari masyarakat dan ormas sangat dibutuhkan agar polisi lebih maksimal. Kita percayakan pada polisi,” ujar Zainal, Kamis (14/2).

 

Ketua Front Pembela Islam (FPI) Solo, Choirul RS, menginginkan upaya penegakan nahi mungkar di luar koridor hukum. Segala cara sesuai hukum akan ia tempuh hingga miras tak lagi beredar luas dan berhasil ditarik dari peredaran.

Upaya kekerasan juga tidak disetujui oleh Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS). Petugas humas LUIS, Endro Sudarsono, menuturkan sudah tiga kali pihaknya bergerak untuk melakukan pelarangan terhadap peredaran miras yang bebas dan tak satu pun lewat kekerasan. “Dari ketiga itu, kami selalu menggandeng polisi. Kami bicarakan dengan mereka terlebih dahulu, jika tidak ada titik temu, kami demo,” kata dia.

Ia juga menegaskan yang melakukan kekerasan terhadap orang yang berpesta miras bukan dari pihaknya. “Bukan dari kami. Kami berprinsip menegakkan kebaikan dengan cara yang baik, rahmatan lil alamin,” ujar dia.

Terkait makin maraknya peredaran miras, pihaknya akan mulai menyelidiki hal itu dan siap untuk melakukan penolakan kembali. “Ini bukan sentimen bisnis, murni demi anak, saya juga seorang pendidik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya