SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi baru lahir. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Fairuz A. Rafid baru saja melahirkan bayi laki-laki pada 21 Desember 2021 dan putera ketiganya itu bisa langsung disunat. Sunat merupakan tindakan bedah dengan membuang kulit kulup yang menutupi ujung penis (preputium/foreskin).

Amankah sunat pada bayi baru lahir seperti dialami anak ketiga Fairuz A. Rafiq itu?  Pada dasarnya tindakan ini dapat dilakukan pada bayi laki-laki yang baru lahir, asalkan bayi tersebut dalam keadaan sehat dan stabil.

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

Lalu kapan waktu yang tepat untuk sunat bayi?  Simak info selengkapnya di tips parenting ini. Saat dewasa nanti, anak laki-laki yang tidak disunat lebih rentan 10 kali terkena infeksi saluran kencing dibandingkan dengan anak yang disunat.

Melansir dari laman American Academy of Pediatrics (AAP), manfaat sunat pada bayi laki-laki yaitu mengurangi risiko masalah kesehatan seperti:

Baca Juga: Viral Pasangan Kekasih Dapat Hadiah Nikah Gratis Senilai Rp1 Miliar

– Infeksi pada kulit kulup
– Infeksi saluran kemih
– Penyakit menular seksual
– Fimosis (kondisi kulit kulup tidak dapat ditarik ke belakang)
– Kanker di area penis

Selain itu, sunat juga berpengaruh terhadap ketahanan dari penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS.  Anak yang disunat juga berisiko lebih rendah terkena masalah penis, seperti peradangan, infeksi, atau iritasi yang sering terjadi pada anak yang tidak disunat.

Sunat atau sirkumsisi juga menjadi salah satu proses yang disarankan untuk menjaga penis lebih bersih.  Menurut Integral Medical Center di London, waktu yang tepat bagi anak laki-laki untuk khitan berkisar usia 7 hari-14 hari.

Baca Juga: Emma Waroka Unggah Ini, Diduga Chat Lawas Doddy Sudrajat dan Puterinya

Mengutip laman hellosehat.com pada Minggu (26/12/2021), ada sejumlah alasan yang membuat para ahli medis menyarankan anak disunat pada usia bayi. Alasan pertama yaitu pada bayi yang baru lahir sekitar usia satu pekan, darah yang keluar saat proses sunat masih sedikit.  Selain itu, saat masih bayi, pembentukan sel-sel dan jaringan sedang tumbuh dengan pesat.

Lagipula, rasa sakit yang dirasakan juga belum terlalu berat. Pada usia bayi, risiko trauma oleh proses sunat juga tidak akan berpengaruh ke depannya bagi anak.

Sebetulnya, sunat bisa dilakukan kapan saja tergantung kesiapan dari orang tua dan anak. Namun, ada beberapa risiko yang mungkin akan dialami anak jika ia baru disunat di usia yang sudah lebih dewasa.

Baca Juga: Benarkah Delmicron Varian Baru Covid-19? Ini Faktanya

Sebagai contoh perlunya beberapa jahitan pada kulit penis dan adanya risiko perdarahan ketika sunat. Meski begitu, tidak semua bayi bisa langsung disunat. Menyunat anak laki-laki saat masih bayi juga tidak bisa langsung sembarang dilakukan.  Kondisi bayi harus sehat, dan kondisi organ vitalnya harus dalam keadaan yang stabil.

Biasanya dokter jarang melakukan sunat untuk bayi di bawah lima tahun untuk alasan medis. Namun, jika ada kondisi tertentu seperti infeksi pada kelenjar, fimosis, atau terdapat jaringan parut pada kulup penis bayi, barulah bayi disarankan menjalani tindakan sunat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya