SOLOPOS.COM - Ilustrasi investor memantau pergerakan saham di pasar modal. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Untuk mengatur keuangan masa depan kita, melakukan investasi adalah salah satu pilihan terbaik. Ada banyak instrumen investasi yang dapat diakses, salah satunya yang ada di pasar modal. Berikut ini tip berinvestasi aman di pasar modal.

Branch Manager PT Trimegah Sekuritas Indonesia, Tbk., Solo, Laili Ma’muroh, mengatakan tip pertama untuk berinvestasi di pasar modal adalah memastikan legalitas dari perusahaan yang menawarkan investasi tersebut. Perusahaan tersebut harus terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tip kedua adalah menentukan tujuan berinvestasi. “Apakah investasi itu untuk dana darurat, dana pendidikan, dana untuk membeli rumah, dana untuk pensiun atau yang lainnya. Dengan begitu bisa sesuai dengan produk investasi yang akan dituju yang membuat tujuan investasinya tercapai,” kata dia, Selasa (1/11/2022).

Menurutnya jangan sampai calon investor tidak mengetahui tujuan berinvestasinya. Sebab hal itu bisa berimbas salah memilih produk investasi, yang akan menyebabkan tujuan investasi tidak tercapai.

Ketiga, investasi bisa dilakukan secara bertahap apabila dana yang ada terbatas, serta harus disiplin dalam berinvestasi. Tantangannya di sini adalah dalam berdisiplin. “Terkadang kita terlena dengan gaya hidup konsumtif karena ada iming-iming great sale dan lain sebagainya. Supaya kita bisa disiplin, pakai fasilitas auto debet setiap bulan yang walaupun tidak mengikat tapi akan memudahkan kita dalam menerapkan disiplin di investasi,” lanjut dia.

Baca Juga: Wah! 3 Hotel Bintang Lima Segera Dibangun di Solo, Lokasinya Pusat Kota

Tip keempat adalah melakukan diversifikasi dalam berinvestasi karena adanya perbedaan tujuan keuangan. Misalnya untuk dana tak terduga dapat dimasukkan ke reksadana pasar uang dimana indikatif return sekitar 4%-5,5% dalam satu tahun terakhir.

Kemudian untuk dana yang akan dipakai di atas satu tahun bisa dimasukkan ke reksadana pendapatan tetap dimana indikasi return sekitar 6%–8% dalam satu tahun terakhir. Untuk dana yang akan dipakai di atas tiga tahun bisa dimasukkan ke reksadana campuran atau reksadana saham dimana indikasi return dalam satu tahun terakhir sekitar 18%-25%.

Tip kelima adalah pahami risiko. Sebab setiap investasi selalu ada risioko, begitu juga dalam berinvestasi di pasar modal. Salah satu risiko yang membayangi adalah risiko penurunan harga NAB (nilai aktiva bersih) yang merupakan satuan dari reksadana. Hanya, biasanya manajer investasi akan berusaha untuk menaikkan kinerjanya sehingga membuat produknya bertumbuh positif secara kinerja.

Baca Juga: Tingkatkan Daya Tahan UMKM, Gojek Gelar Kelas Bincang Biznis di Solo

Tip keenam, mulai berinvestasi dari sekarang dengan menentukan sekuritas mana yang akan dipilih. Disarankan mencari sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Selain itu sekuritas tersebut juga merupakan APERD atau Agen Penjual Reksadana dan mempunyai aplikasi online serta memiliki tim marketing yang sudah berlisensi. Dengan begitu nasabah memiliki banyak pilihan reksadana yang bisa disesuaikan dengan tujuan investasi masing-masing nasabah. Pilihan yang ditawarkan biasanya juga sudah melalui proses screening dari sekuritas tersebut.

Menurutnya dengan begitu nasabah akan lebih nyaman karena ada tim Relationship Manager (RM) yang bisa membantu memantau perkembangan dari dana nasabah. Tim RM juga akan membantu apabila nasabah mengalami kendala baik di sisi aplikasinya maupun saat butuh diskusi terkait produk yang akan diambil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya