SOLOPOS.COM - Ilustrasi Alzheimer (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Sebagian orang mungkin akan berpikir jika alzheimer sama dengan pikun. Biasanya hal itu dikaitkan dengan kondisi gangguan daya ingat seseorang dan sebagainya. Namun apakah benar seperti itu?

Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. R. Aj. Hanindia Riani P, Sp.S., menegaskan jika keduanya ternyata berbeda. Disebutkan jika pikun bukan merupakan penyakit namun merupakan sindrom atau kumpulan gejala yang menunjukkan sesuatu penurunan fungsi kognitif seseorang.

Pikun biasanya dialami kalangan lanjut usia dengan usia 60 tahun ke atas. Sedangkan alzheimer adalah suatu penyakit.

“Alzheimer ini istilahnya merupakan salah satu cabang dari demensia [penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat]. Jadi demensia itu ada demensia alzheimer, dimensia vaskular, dimensia lewy body, ada lagi demensia campuran serta demensia parkinson,” kata dia dalam acara Health Talk yang diunggah di YouTube RS JIH Solo.

Terkait demensia alzheimer, menurutnya merupakan jenis demensia yang biasanya sudah sampai mengganggu ke kehidupan sehari-hari orang yang menderita. Sebab selain fungsi kognitif, demensia tersebut juga berdampak pada perubahan perilaku, perubahan cara berkomunikasi dengan orang, perubahan cara melakukan hal-hal sehari-hari. Dimana biasanya hal-hal tersebut bisa dilakukan dengan gampang, tapi mulai merasa kesulitan.

Secara pasti penyebab alzheimer adalah adanya penumpukan plak amiloid. “Pada geriatri yang normal, plak amiloid ini akan didegradasi secara rutin. Namun dalam beberapa kasus, amiliod ini akan menumpuk terus tidak bisa terdegradasi dan mengganggu fungsi kognitif di situ,” jelas dia.

Selain penumpukan amiloid penyebab lainnya juga bisa karena ada gangguan protein. Menurutnya hal tersebut juga akan mengganggu transfer informasi. Misalnya saat seseorang menyetir atau naik sepeda, sudah akan ada memori yang terekam terus-menerus di otak. Dengan adanya gangguan tadi, hal-hal tersebut tidak dapat terekam lagi. Dengan begitu yang seharusnya tersimpan, ketika ingatan itu dibutuhkan, ternyata sudah hilang.

“Jadi kadang seperti nge-blank. Ketika mau masak, biasanya orang sudah tahu apa saja yang harus disiapkan dan harus dilakukan, tapi tiba-tiba blank karena ada gangguan dari protein-protein dan plak amiloid yang ada di otak tadi. Dengan begitu nantinya emosi juga terganggu, berbicara juga terganggu kalau yang sudah parah,” lanjut dia.

Rekomendasi
Berita Lainnya