SOLOPOS.COM - Penerbang terakhir pesawat Hawk MK 53, Letkol Marda Sarjono mengusap badan pesawat sebagai ungkapan perpisahan di Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala, Yogyakarta, Sabtu (22/8/2015). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Alutsista TNI AU, Hawk MK-53, masih menyisakan 200 jam terbang saat masuk Museum Dirgantara Mandala.

Madiunpos.com, SLEMAN — TNI AU resmi memuseumkan pesawat tempur taktis Hawk MK-53, Sabtu (22/8/2015). Padahal hingga resmi menjadi koleksi Museum Dirgantara Mandala, Lanud Adisutjipto, Jogja itu, pesawat yang telah 35 tahun mengabdi sebagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU itu masih menyisakan 200 jam terbang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hawk MK-53 selama ini bermarkas di Skuadron 15 Wing 3 Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur. Sebagai penanda resmi dilepasnya tanggung jawab Hawk MK-53 tersebut dari kewajiban menjaga angkasa Indonesia, Sabtu lalu, dilakukan serah terima alutsista TNI AU itu oleh Danlanud Iswahjudi Madiun Marsma TNI Fachry Adami kepada Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma TNI Dwi Badarmanto.

Hawk MK-53 yang lebih dari tiga dasawarsa diandalkan sebagai alutsista andalam TNI AU tersebut selanjutnya ditempatkan di Museum Dirgantara Mandala. “Jadi pengabdian Hawk kepada TNI AU terus berlangsung, salah satunya ada di museum ini, semoga menambah kekayaan macam alutsista yang pernah digunakan TNI AU,” ungkap Dwi dalam peresmian Hawk di pelataran Museum Dirgantara Mandala, Sabtu.

Meskipun berusia lebih dari tiga dasawarsa, alutsista TNI AU itu menurut Dwi, masih layak terbang, bahkan masih menyisakan 200 jam terbang. Komandan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Madiun Letkol Pnb Marda Sarjono menambahkan, sebelumnya ada sekitar 20 lebih Hawk MK-53 yang datang tahun 1980 hingga 1984.

Tinggal Satu-Satunya
Seiring dengan waktu, Hawk MK-53 mengalami pengurangan seperti terjadi kecelakaan serta pernah dikembalikan ke produsennya kurun waktu 1996. Sampai akhirnya tersisalah satu pesawat dengan tail number TT 5309 yang kini berada di Selter Museum Dirgantara. Sehingga TT 5309 menjadi satu-satunya pesawat tempur Hawk MK-53 milik TNI AU yang bisa dimuseumkan sebagai kenangan perjalanan alutsista TNI AU itu.

“Sempat tersisa enam pesawat, ada accident [kecelakaan] dan lainnya dan terakhir tinggal satu ini,” ungkap pria yang menerbangkan terakhir pesawat itu.

Marda mengakui pesawat itu masih layak terbang meski saat ini berada di Museum. Bahkan jika dihitung dari perawatan skadron teknik, TT 5309 masih memiliki sisa 200 jam terbang yang tidak terpakai. Tetapi karena sudah ada pesawat pengganti serta hanya satu unit jenis Hawk-53 yang dapat dioperasikan sehingga diputuskan untuk dimuseumkan.

Seluruh komponen pesawat tempur ringan itu masih menempel di dalam badan TT 5309. Hanya dua unit kursi lontar yang diambil untuk diselamatkan demi keamanan pengunjung museum karena terdapat bayonet serta roket mesiu yang aktif di dalamnya.

“Jadi satu-satunya kenangan Hawk MK-53 di Indonesia hanya ada di museum ini. Memang masih layak terbang tapi usianya sudah terlalu tua,” ujar dia seusai peresmian Hawk MK-53 di Museum Dirgantara Mandala.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya