SOLOPOS.COM - Alumni UNS Solo bersama Himakom UNS mengadakan seminar COMVIS dengan tema Menghadapi Realita Dunia Kerja Bidang Corporate Social Responsibility pada Selasa (8/11/2022). (Solopos.com/Muhammad Ariq Muzakki)

Solopos.com, SOLO — Alumni Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo mendorong lulusan green campus itu tidak hanya bekerja di tempat-tempat tertentu saja, tetapi bisa menjajal ke bidang lain, seperti Corporate Social Responsibility (CSR).

Hal itu mengemuka saat seminar Company Visit (Comvis) di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Politik atau FISIP UNS Solo pada Selasa (8/11/2022). Seminar tersebut melibatkan alumni UNS Solo, Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom) FISIP UNS Solo, dan Prospect Institute. Tujuannya, meningkatkan kepedulian mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi UNS Solo terhadap realita dunia kerja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan yang digelar secara luring ini mengangkat tema Menghadapi Realita Dunia Kerja Bidang Corporate Social Responsibility. Seminar Comvis menghadirkan tiga narasumber dari alumni UNS Solo, yaitu Senior Manager Sustainability Prospect Institute Karinandini Zahra Ineza, Community Development Officer PT Kilang Pertamina Internasional RU II Dumai Syauqiy Ridlo Robbiy, dan Community Development Officer PT Pertamina Gas Operation Kalimantan Area Uzlifatul Jannah.

Ketua Pelaksana Comvis, Odie Yohandi, menuturkan kegiatan itu untuk menambah wawasan mahasiswa dalam menghadapi realita dunia kerja. “Harapannya teman-teman prodi Ilmu Komunikasi lebih terbuka dan dapat menambah insight dunia kerja. Apalagi [ada] alumni dari sektor pertambangan. Jadi dapat membuka mata teman-teman kalau peluang kerja bidang komunikasi luas. Anak Ilkom tidak melulu kerja di bidang itu-itu saja,” ujar Odie saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (8/11/2022).

Seminar diawali dengan penjelasan Community Development Officer PT Kilang Pertamina Internasional RU II Dumai, Syauqiy Ridlo Robbiy, tentang konsep CSR dalam perusahaan. Menurutnya CSR memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan. Perusahaan akan menyalurkan sebagian keuntungan melalui CSR lingkungan dan masyarakat sekitar.

Baca Juga : Hari Bebas Emisi di UNS, Mahasiswa Minta Fasilitas Bus Kampus Ditambah

“Komunikasi menjadi hal penting dalam keberlanjutan CSR untuk itu dibutuhkan Community Development. Kalau ada program CSR yang orientasinya community development itu lebih ke konteks meningkatkan akses dalam sumber daya,” ungkap Syauqiy.

Sayanganya, menurut Syauqi minat mahasiswa komunikasi pada bidang CSR sedikit. Dia berharap mahasiswa komunikasi bisa melihat peluang di dunia CSR. “Teman-teman komunikasi masih sedikit yang terjun di bidang pemberdayaan masyarakat atau CSR. Harapan saya teman-teman punya minat khusus dalam bidang ini bisa berkarier melalui perusahan, lembaga internasional [Unicef] atau mungkin bagian lain yang punya visi sama memajukan masyarakat,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Senior Manager Sustainability Prospect Institute Karinandini Zahra Ineza. Ineza menyebut perusahaan yang melakukan kegiatan CSR secara tidak langsung meningkatkan kepercayaan masyarakat. Menurutnya rasa simpati terhadap masyarakat membuat citra baik perusahaan. Hal itu tidak terlepas dari kebijakan pemerintah meningkatkan kinerja CSR dalam perusahaan.

Dengan kebijakan tersebut banyak perusahaan berlomba mendapatkan peringkat terbaik sehingga dapat mengangkat nama perusahaan. Semakin baik penerapan CSR dapat membuktikan perolehan keuntungan perusahaan dikelola dengan baik.

Baca Juga : Mahasiswa UNS Solo Bagikan Tips Menulis Buku agar Tembus ke Penerbit

“Perusahaan akan diaudit, misal dalam konteks efisiensi energi, pengurangan emisi, pengurangan limbah B3 & Non-B3, dan keanekaragaman hayati. Itu semua akan diaudit kemudian dilombakan. Akan ada peringkat dalam audit yang menjadi target perusahaan,” ungkap Ineza.

Community Development Officer PT Pertamina Gas Operation Kalimantan Area, Uzlifatul Jannah, mengungkapkan praktik community development tidak semudah yang dibayangkan. “Tantangan community development ialah komunikasi, merangkul  masyarakat, dan bagaimana bisa me-manage komunikasi yang baik kepada stakeholders di wilayah operasional perusahaan,” ungkap Uzlifatul.

Ia berpendapat bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi cocok bekerja pada bidang CSR, terutama Community Development. Dia mencontohkan konsep dan teori komunikasi akan digunakan untuk implementasi program dan monitoring program.

“Ketika teman-teman sudah mengerti dasar saat menjalin komunikasi dengan kelompok besar atau budaya yang relatif berbeda, pasti pendekatan akan sangat berbeda ketika berbicara dengan teman. Itu yang sedang digunakan adalah konsep dan teori komunikasi yang telah dipelajari,” katanya.

Baca Juga : Langkah Jurnalis Mengulas Isu Sensitif dalam Indepth Reporting

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya