SOLOPOS.COM - Tiga orang warga berjalan beriringan sembari membawa barang bawaan keluar dari kompleks Gedung SMS Sragen, Kamis (4/6/2020). (Tri Rahayu/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN - Ibrahim, orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 yang menjalani karantina di gedung SMS Sragen bercerita tentang kesehariannya. Ibrahim mengaku banyak hal positif yang dia jalani selama berada di rumah karantina.

Tiga orang berpakaian muslim berjalan kaki sambil menenteng barang bawaan. Mereka berjalan dari Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen menuju gerbang masuk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Semakin lama semakin mendekati pagar besi yang terdapat tulisan zona kuning, Kamis (4/6/2020) siang. Begitu mendekati pagar, seorang petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen segera berteriak untuk menghentikannya.

Diperpanjang! KLB Covid-19 di Sragen Hingga 30 Juni 2020 Mendatang

“Maaf, Pak! Mohon tunggu dulu di situ!” kata seorang petugas BPBD Sragen sembari menutup pagar besi bercat oranye itu. Mereka duduk di trotoar jalan. Sesaaat kemudian, sebuah mobil Toyota Innova berpelat merah masuk.

Dari mobil keluar Kepala Dinas Kesehatan Kabupateenn (DKK) Sragen Hargiyanto dan Sekretarisnya Fanni Fandani. Pintu besi itu kembali dibuka. Hargiyanto menyerahkan bingkisan kepada masing-masing orang tanpa gejala (OTG) yang dinyatakan sembuh dari Covid-19. Selepas seremonial singkat itu, mereka bertiga boleh pulang.

Ketiga warga itu terdiri atas Muhammad Ibrahim, 22, warga wilayah Desa Jenggrik, Kedawung, Sragen; Sofyandi, 23, warga Jabung, Plupuh, Sragen; dan Pardi, 50, warga Poleng, Gesi, Sragen. Ibrahim dan Sofyan, berasal dari klater Temboro, sementara Pardi berasal dari klaster Gowa.

Terungkap! Warga Ngerangan Klaten Sempat Ngeroki Pasien Covid-19 yang Meninggal

Karantina Covid-19 Sragen

“Alhamdulillah. Kalau obat hanya sekali minum. Kami jaga amalan-amalan selama tinggal di Gedung SMS, seperti membaca Alquran, ayat kursi, menjaga salat, seperti aktivitas di pondok pesantren. Untuk jaga kesehatan lebih banyak minum air putih dan berselawat. Olahraga kami biasanya boxing bersama Sofyan yang sudah biasa sewaktu di pondok. Lari-lari juga,” ujar Ibrahim saat ditanya Solopos.com, Kamis siang.

Ibrahim dan Sofyan biasa tidur hanya empat jam, yakni mulai pukul 23.00 WIB-03.00 WIB. Sejak pukul 03.00 WIB, mereka beribadah salat tahajud, amalan, hingga Subuh. Setelah itu mereka bersih-bersih dan olahraga.

Peminat Banyak, Kapan Objek Wisata Karanganyar Buka Lagi?

Kebiasaan bangun dinihari itu juga dilakukan Pardi. Dia mengaku selama tinggal di Gedung SMS lebih banyak mengaji Alquran, tahajud berjamaah, membaca Surat Yasin bersama-sama sampai 41 kali selepas Salat Tarawih saat Ramadan dan setelah Isya. “Saya tinggal di Gedung SMS selama 40 hari. Saya terhitung sejak awal ada yang menghuni Gedung SMS. Ada satu orang yang umurnya 100 tahun. Saya tannya kebiasaannya senang minum madu asli,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya