SOLOPOS.COM - Pemimpin sekaligus pemilik rumah kelompok yang diduga menerapkan ajaran aliran sesat, Andi Rodiyono (kanan), saat menjawab pertanyaan polisi di Mapolsek Pedurungan, Semarang, Rabu (14/2/2018) malam. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Aliran sesat dituduhkan kepada sekelompok orang di wilayah Pedurungan, Kota Semarang, Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG – Aparat Polsek Pedurungan, Semarang, Rabu (14/2/2018) malam, mengamankan sekelompok orang yang dituduh mempraktikan ritual menyimpang alias penganut aliran sesat. Penangkapan itu dilakukan polisi di sebuah rumah milik warga di RT 001/RW 011, Kampung Palebon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kapolsek Pedurungan, Kompol Mulyadi, mengatakan ada 43 orang dari 11 kepala keluarga yang diamankan karena diduga menjadi anggota kelompok aliran sesat itu. Bahkan dari 11 keluarga yang diamankan itu, salah satunya masih memiliki bayi berusia sekitar dua bulan.

Ekspedisi Mudik 2024

Mulyadi juga menyebutkan dari puluhan orang yang diduga terlibat kelompok aliran sesat itu salah satunya merupakan anggota Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Surabaya. “Kami mendapat laporan dari rekan-rekann di Pomal kalau ada salah satu anggotanya yang terlibat dalam kelompok ini. Makanya, kami membantu mereka untuk mengamankan,” tutur Mulyadi kepada wartawan di Mapolsek Pedurungan, Rabu tengah malam.

Mulyadi menyebutkan penggerebekan terhadap rumah yang dijadikan kegiatan kelompok aliran sesat itu berawal dari laporan warga sekitar dan juga beberapa orang yang resah karena anggota keluarganya terlibat dalam kelompok itu. “Ada yang melapor ke kami kalau salah satu anggota keluarga terlibat dalam kelompok ini. Setelah terlibat mereka sulit ditemui, bahkan rumah itu selalu tertutup rapat,” tutur Mulyadi.

Mulyadi menambahkan, berdasarkan keterangan warga sekitar, kegiatan di rumah yang diketahui milik Andi Rodiyono, 63, itu sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Selama berkegiatan bersama, rumah selalu tertutup dan para penghuninya jarang keluar.

Sementara itu, Andi yang dihadirkan ke Mapolsek Pedurungan mengaku bahwa kelompoknya tidak mempraktikan ajaran aliran sesat. Ia berdalih kelompoknya berkumpul hanya untuk menggelar kegiatan diskusi. “Tidak ada apa-apa. Kami hanya berkumpul dan berdiskusi membahas persoalan kehidupan,” dalih Andi.

Meski demikian, yang menjadi persoalan bagi warga sekitar adalah karena kegiatan kelompok itu sangat mencurigakan. Kecurigaan warga itu didasarkan pada sikap tertutup mereka dari dunia luar. Bahkan, menurut kesaksian warga yang melapor ke polisi, anak-anak yang tinggal di rumah itu tidak diizinkan bersekolah. Begitu juga dengan para orang dewasa yang tidak bekerja dan sepanjang hari berada di dalam rumah.

“Kami berusaha selama satu tahun ini tidak berinteraksi dengan dunia luar. Setelah itu, baru bisa,” jawab Andi menanggapi kecurigaan warga tersebut.

Andi menyebutkan kegiatan kelompoknya tertutup dari dunia luar itu sudah berjalan sekitar tiga bulan. Meski demikian, ia mengaku jika kegiatan kelompoknya itu tidak menyangkut persoalan agama. Kendati demikian, Andi enggan menjelaskan secara jelas maksud dan tujuan kelompoknya. Hingga saat ini aparat kepolisian masih mencari motif di balik kegiatan kelompok tersebut.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya