SOLOPOS.COM - Grup band indie, Merah Bercerita, merilis album perdana yang ditampilkan di gedung Innovation Center Universitas Sebelas Maret (UNS), Laweyan, Rabu (26/8/2015) malam. Album perdana yang diberi judul sama dengan nama band tersebut berisi 10 lagu berisi kritik sosial. (Ayu Abriyani/JIBI/Solopos)

Album baru band Merah Bercerita yang digawangi putra Widji Thukul, Fajar Merah, telah diluncurkan.

Solopos.com, SOLO — Grup band indie Merah Bercerita pimpinan Fajar Merah merilis album perdana yang ditampilkan di gedung Innovation Center Universitas Sebelas Maret (UNS), Laweyan, Rabu (26/8/2015) malam. Album perdana yang diberi judul sama dengan nama band tersebut berisi 10 lagu berisi kritik sosial.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Grup band tersebut digawangi Gandi (gitar), Yanuar (bass), Lintang (drum), dan Fajar Merah (vokal). Hampir semua lagu di dalam album tersebut berisi kritik sosial karena sang vokalis merupakan anak dari sastrawan dan aktivis Widji Thukul.

Launching yang diadakan oleh Komunitas Akar Daun dan mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) UNS itu sekaligus menjadi pembukaan pameran 35 karya DKV dari berbagai daerah, Rabu-Sabtu (26-29/8/2015). Ada 10 lagu yang dinyanyikan Merah Bercerita, yaitu Ilusi, Negeriku, Apa Guna, Orkes Bahagia, Lagu Anak, Yang Aku Tahu, Bom Waktu, Kebenaran, Bunga, dan Derita.

Mayoritas lagu tersebut bergenre rock, tetapi ada yang disisipi dengan nuansa keroncong dan country. Seperti dalam lagu Orkes Bahagia dan Lagu Anak. Latar belakang panggung berwarna hitam yang dihiasi puluhan topeng dan satu kepala babi raksasa. Tubuh para personel Merah Bercerita juga dicat berwarna putih dengan penggambaran alam seperti bunga dan hewan. Saat itu, mereka hanya mengenakan celana pendek.

Di sela-sela tampil, Fajar Merah menyapa puluhan penonton yang mayoritas mahasiswa serta mengungkapkan jika itu merupakan hasil jerih payah mereka selama beberapa tahun terakhir. Beberapa lagunya membicarakan kritik sosial seperti orang yang semakin sombong dan menyebar kebohongan, meskipun berpendidikan tinggi.

“Untuk apa jabatan dan kepintaran jika hanya digunakan membodohi dan membohongi rakyat kecil,” katanya dalam lagu Orkes Bahagia. Sedangkan pada lagu berjudul Yang Aku Tahu, Fajar menyanyi sendiri dengan gitar. Lagu itu berisi tentang kehidupan orangtuanya.

Pada lagu Kebenaran, ia mengkritik banyaknya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan kasus orang hilang yang belum selesai hingga saat ini. Ditemui seusai pentas, Fajar mengatakan rilis album tersebut sekaligus memperingati ulang tahun ayahnya ke 52 tahun.

“Saya minta doa untuk ayah saya, entah saat ini masih hidup atau mati. Kami juga berharap pemerintah bisa mencari kejelasan orang-orang yang hilang tersebut,” ujarnya. Saat itu, mereka juga menyisipkan puisi Widji Thukul dalam lagu Apa Guna dan Derita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya