SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Timnas Argentina pimpinan pelatih Diego Armando Maradona mulai membuka diri untuk publik Afrika Selatan. Latihan pertama tim berjuluk Albiceleste itu menciptakan atmosfer tersendiri bagi sekitar 5.000 fans di Pretoria.

Maradona memimpin langsung latihan pertama itu di lapangan stadion Universitas Pretoria, Minggu (6/6) waktu setempat. “Maradoo, Maradoo,” demikian penonton meneriakkan nama legenda hidup sepak bola Argentina itu saat memasuki lapangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bendera Argentina berkibaran, berpadu dengan bendera Afrika Selatan. Kapten Argentina saat memenangi Piala Dunia 1986 itu diberi koor serempak, “Ole, Ole, Ole, Die-go, Die-go.” Demikian diberitakan AP yang dilansir YahooSport, Senin (7/6).

Skuad dibagi ke dalam dua sesi latihan, dengan para starter bermain imbang 3-3 melawan tim cadangan laga berdurasi 35 menit. Carlos Tevez, Gonzalo Higuain dan Angel di Maria mencetak gol untuk tim starter. Ariel Garcia, Diego Milito dan Mario Bolatti dari tim cadangan.

Histeria bagi Lionel Messi juga terjadi. Seorang remaja asal Mozambik bernama Jacinto, mengaku jauh-jauh datang ke Pretoria hanya untuk melihat pemain terbaik dunia 2009 dari klub Barcelona itu.

“Messi adalah sebuah keajaiban. Dia datang dari surga untuk bermain sepak bola,” demikian prosa Jacinto, yang mengenakan replika kaus Barcelona bernomor 10 di punggungnya.

Selama memimpin latihan Maradona terus berdiri dan memperhatikan dengan serius. Tidak banyak instruksi khusus yang ia berikan, kecuali beberapa masukan kepada pemain seperti “Bagus. Go Tiger,” atau “Bagus. Bagus. Teruskan, teruskan.”

Di luar stadion, sekitar 500 orang menunggu dengan setia sampai sesi itu berakhir, dengan harapan tetap bisa melihat para pemain atau Maradona menghampiri mereka, bahkan membagi beberapa tanda tangannya.

“Tak masalah kalau saya tidak bisa masuk. Saya menghabiskan 6.000 dolar untuk bisa ke sini, kehilangan tunangan saya, dan bisa kehilangan pula pekerjaan,” ujar Augusto, fans berusia 30 tahun.

Gaya Maradona yang eksentrik dan kerap melakukan hal kontroversial, sering mengundang kritik dari berbagai kalangan, tak terkecuali dari mantan rekan setimnya dulu, Osvaldo Ardiles.
Ardiles, anggota Tim Tango saat memenangi Piala Dunia 1978 Argentina, menilai pasukan
Maradona bukanlah kumpulan pemain terbaik yang dimiliki Argentina. “Saya kecewa dengan Maradona. Pilihannya sama sekali tidak rasional,” cetus Ardiles.

Argentina terbang ke Afrika Selatan tanpa Javier Zanetti, Esteban Cambiasso dan Juan Riquelme. “Riquelme harusnya jadi pemimpin di lapangan. Tak masuk akal juga Zanetti bisa tidak ikut. Musim ini dia main sangat bagus bersama Inter dengan merebut treble,” serang Ardiles.

Namun, kritikan pedas itu tak mengubah imej pelatih berjuluk “Sang Tangan Tuhan” itu di mata anak buahnya. Bek Martin Demichelis menyebut Maradona telah berhasil membawa skuat Albiceleste mencapai posisi seperti saat ini, lolos kualifikasi Piala Dunia 2010.

“Tentu saja Maradona telah menolong kami. Dia banyak memberikan motivasi dan menyingkirkan segala tekanan. Dia adalah figur yang sangat penting bagi kami. Dia memberikan kami energi dan semangat untuk terus berusaha lebih baik,” tegas Demichelis seperti dilansir fifa.com, Senin.

Ia juga menyayangkan kritikan dari berbagai kalangan yang menganggap enteng Argentina, dengan menyatakan Maradona takkan mampu membawa Tim Tango meraih gelar juara dunia.
“Tidak ada keraguan sama sekali di antara kami bahwa kami akan menjadi salah satu tim terbaik di kompetisi ini,” tegas Demichelis.

JIBI/SOLOPOS/kha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya