SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;"><strong>Solopos.com, KLATEN &ndash;</strong> Sebanyak 4.433 <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180807/493/932671/hati-hati-sawah-petani-klaten-dialiri-listrik" title="Hati-Hati, Sawah Petani Klaten Dialiri Listrik">petani</a> mendaftar untuk mendapatkan bantuan peralatan modifikasi agar elpiji bisa digunakan sebagai sumber bahan bakar pompa air untuk irigasi sawah. Sementara, kuota bantuan untuk program itu hanya dijatah 1.500 petani.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Plt. Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Joko Siswanto, mengatakan petani yang mendapatkan bantuan merupakan petani kecil dengan luas lahan kurang dari setengah hektare (ha). Program itu berasal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng). Pemkab hingga kini masih menunggu realisasi pelaksanaan program tersebut.</span></span></p><p>&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Rencana bantuannya itu seperti perangkat mengalihkan sumber energi serta tabung elpiji. Sementara, pompa air berasal dari masing-masing petani. Proses verifikasi penerima dilakukan dari Migas ESDM dan provinsi,&rdquo; kata Joko saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (20/8/</span></span><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">2018</span></span><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">).</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Setelah mendapatkan bantuan, pemerintah masih memantau selama tiga hingga enam bulan. Pemantauan dilakukan untuk memastikan petani penerima bantuan bisa menggunakan peralatan tersebut.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Joko mengatakan program itu menjadi </span></span><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;"><i>pilot project</i></span></span><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;"> pemanfaatan elpiji sebagai sumber bahan bakar pompa air. Pompa air kerap digunakan sebagian petani untuk mendapatkan air irigasi terutama saat kemarau tiba. Selama ini, banyak petani yang menggunakan elpiji sebagai pengganti BBM untuk menghidupkan pompa air. Penggunaan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20150519/493/605494/kelangkaan-elpiji-2-desa-jadi-sasaran-operasi-pasar-klaten" title="KELANGKAAN ELPIJI : 2 Desa Jadi Sasaran Operasi Pasar Klaten">elpiji</a> dinilai lebih irit dibanding BBM. Alhasil, biaya produksi pertanian yang dikeluarkan petani bisa ditekan.</span></span></p><p>&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Musim kemarau seperti ini tambahan biaya produksinya bisa Rp500.000/ha dibanding saat penghujan. Salah satu tambahan itu untuk sumber bahan bakar menghidupkan pompa air,&rdquo; kata Joko.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Penggunaan peralatan tersebut sudah diuji coba kepada 60 petani di Klaten. Mereka tersebar di sejumlah kecamatan seperti Trucuk, Gantiwarno, dan Cawas. &ldquo;Usaha tani itu dilakukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Kalau penggunaan elpiji dipandang efektif dan efisien, kenapa tidak dicoba?&rdquo; jelasnya.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Ketua Kelompok Tani Sidomakmur, Desa Sukorejo, Kecamatan Wedi, Mardi Suratmo, 64, mengatakan sebanyak 20-an petani di desanya diusulkan mendapatkan bantuan program itu.</span></span></p><p>&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Di tempat saya ada 117 petani dengan luasan lahan sekitar 50 ha. Sebagian petani memang menggunakan pompa air untuk menyalurkan dari sumur pantek karena berada di atas saluran irigasi,&rdquo; jelas dia.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Salah satu petani di Dukuh/Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Suparno, 54, mengatakan sudah dua tahun terakhir menggunakan elpiji 3 kg sebagai bahan bakar pompa air. Ia menjelaskan satu tabung elpiji 3 kg bisa digunakan untuk mengairi sawah selama lima jam. Dalam sehari, ia membutuhkan dua tabung elpiji atau senilai Rp40.000 untuk mengairi sawahnya seluas 1,5 patok atau 4.000 meter persegi yang ditanami jagung.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Sementara, jika menggunakan BBM ia harus mengeluarkan biaya sekitar Rp100.000 untuk 10 liter BBM. &ldquo;Lebih irit dua kali lipat jika menggunakan elpiji,&rdquo; kata Suparno.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Suparno menuturkan modifikasi dilakukan dengan memasang logam berfungsi menyalurkan gas pada karburator pompa air yang sudah dilubangi. Logam itu lantas disambungkan ke pipa regulator dan keran guna mengatur besarnya semburan gas. Selama ini, <a href="http://news.solopos.com/read/20140504/496/505957/pipa-bbm-bocor-di-klaten-diduga-disabotase" title="Pipa BBM Bocor di Klaten, Diduga Disabotase">BBM</a> ia gunakan untuk memancing pompa air menyala kemudian mengganti sumber bahan bakar ke elpiji.</span></span></p><p>&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Saya juga mencontoh dari teman-teman. Selama ini tidak ada kejadian sampai elpiji meledak. Kalau elpiji langka, ya beralih lagi ke BBM,&rdquo; katanya.</span></span></p>

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya