SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Espos)–Warga yang tinggal di sekitar lokasi alat deteksi dini banjir yang dipasang di bawah Jembatan Bacem mendesak perbaikan segera alarm peringatan menyusul tidak berfungsinya alat tersebut ketika banjir terjadi pada Sabtu (15/5) lalu.

Salah seorang warga RT 02/RW XIII Telukan Grogol, Mulyono mengaku prihatin karena alat deteksi dini banjir tidak berfungsi pada akhir pekan lalu. Padahal di hari itu, air Sungai Bengawan Solo dalam kondisi naik dengan ketinggian melebihi batas normal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami sangat menyayangkan alarm banjir yang tidak berfungsi pada Sabtu lalu. Padahal saat itu Grogol banjir dan kondisi air Bengawan Solo termasuk tinggi,” jelasnya kepada wartawan, Senin (17/5).

Mulyono menjelaskan, biasanya dengan ketinggian air sungai setara dengan garis hijau pada alat deteksi, alarm sudah berbunyi. Namun demikian yang terjadi pada Sabtu lalu meski air sungai sudah setara dengan garis kuning yang berada di atas garis hijau, alat deteksi dini banjir tidak mengeluarkan bunyi peringatan apapun.

“Kami diterangkan oleh tim yang memasang alat deteksi itu bahwa garis hijau ibaratnya garis hati-hati. Jadi begitu air sungai sudah menyentuh garis hijau, warga diwajibkan waspada karena alarm sudah berbunyi. Tidak perlu menunggu sampai air sungai menyentuh garis kuning apalagi merah yang artinya banjir sudah terjadi,” imbuhnya.

Nyatanya, Mulyono menambahkan, sampai air sungai menyentuh garis kuning alarm tidak kunjung berbunyi. Kondisi tersebut membuat resah warga lantaran mereka tidak punya pegangan apapun untuk melakukan langkah antisipasi.

Dikonfirmasi, Kepala Bidang (Kabid) ASA 5-2 Jasa Tirta I Surakarta, Joko Sulistiyo awalnya membantah mengenai kerusakan alat deteksi banjir. Menurut dia, alat yang baru dipasang beberapa bulan lalu itu masih bisa berfungsi dan tidak mengalami kerusakan apapun. Pada konfirmasi kedua, yang bersangkutan baru membenarkan adanya konsleting.

“Kalau rusak tidak. Jadi kejadian Sabtu kemarin itu alat sempat bekerja sebentar namun mati lagi karena konsleting,” jelasnya.

Joko menambahkan, konslet pada alat deteksi dini banjir terjadi karena alat tersebut sering digunakan anak-anak sekitar untuk bermain. “Karena alatnya sering digunakan anak-anak bermain, biasanya digoyang-goyang sehingga akhirnya konslet. Tapi warga tidak usah khawatir karena sekarang juga kami akan melakukan perbaikan,” jelas dia.

aps

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya