SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Yulianis dan Oktarina selalu memakai cadar saat bersaksi di persidangan kasus Wisma Atlet. Kedua perempuan ini tidak ingin wajah mereka dikenali orang-orang mantan bendahara umum Partai Demokrat M Nazaruddin. Yulianis dan Oktarina mengaku kasus Nazaruddin benar-benar menganggu ketenangan hidup mereka. Keduanya kini merasa sedikit lebih lega/ setelah petugas kepolisian memberi pengawalan.

Keduanya juga menuturkan soal intimidasi dan tekanan yang mereka dapat. Rina yang merupakan anak buah Yulianis di Permai Grup di divisi keuangan mengaku sekelompok preman pernah datang ke rumahnya. Mereka juga melakukan teror dengan mengikuti adiknya hingga ke tempat kuliah. Namun Nazaruddin saat dikonfirmasi membantah telah melakukan intimidasi.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Sementara itu, upaya penggiringan opini untuk pelengseran Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dinilai sudah mendzalimi mantan Ketua Umum PB HMI tersebut. Upaya itu dinilai hanya mematikan karir politik Anas. Ketua Departemen Pemuda dan Olahraga DPP PD Gede Pasek Suardika mengatakan cara-cara penggiringan opini seperti sekarang sangat jelas menjadikan Anas sebagai target kelompok tertentu untuk mematikan Anas secara politik.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, peradilan opini berdasarkan asumsi dan bukan substansi. Pasek yang juga mantan wartawan dan advokat ini menilai apa yang disebut dalam pengakuan Rosa maupun Yulianis, tidak ada keterkaitan fakta hukum dengan tindak pidana suap Wisma Atlet. [dtc/rda]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya