Solopos.com, SOLO – Dalam kenyataan sejarah, di antara Sultan Yogyakarta dan Sunan Surakarta tidak seorang pun menjalankan ibadah haji atau naik haji sebelum kemerdekaan. Demikian kata sejarawan M.C. Ricklefs seperti dikutip Henri Chambert-Loir dalam buku Naik Haji di Masa Silam, Kisah-Kisah Orang Indonesia Naik Haji 1482-1964, Jilid I (1482-1890).
Alasan yang mengemuka ialah raja-raja Jawa tersebut khawatir dimakzulkan, dilengserkan dari takhta kekuasaan, kalau terlalu lama bepergian. Perjalanan haji pada masa lalu—setidaknya merujuk pada masa Mataram Islam—butuh waktu lama sekali, setahun lebih.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.