SOLOPOS.COM - Ilustrasi prodi aktuaria (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Program studi atau prodik aktuaria bisa dibilang termasuk baru. Namun, prodi ini kini banyak diincar calon mahasiswa. Salah satu alasannya prospek kerja lulusan prodi aktuaria ini cukup menjanjikan karena banyak dibutuhkan perusahaan besar. Termasuk peluang mendapatkan gaji besar.

Ketua Pelaksana Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo Widyobroto menyatakan dalam 2-3 tahun terakhir prodi aktuaria diincar banyak calon mahasiswa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

”Aktuaria itu sudah jadi prodi favorit. Jumlah pendaftarnya tinggi. Sebenarnya aktuaria itu gabungan antara akuntansi dengan matematika. Sifatnya itu bicara data, banyak statistik, kemudian memprediksi. Aktuaria banyak digunakan untuk asesmen asurasi, dan sebagainya,” ujar Budi Prasetyo, sebagaimana dikutip dari laman Kemendikbud, beberapa waktu lalu.

Resmi Diperpanjang, Pelajar di Jateng Belajar di Rumah hingga 13 April

Aktuaria adalah ilmu tentang pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang. Ilmu aktuaria merupakan kombinasi antara ilmu tentang peluang, matematika, statistika, keuangan, dan pemrograman komputer.

Di Indonesia belum banyak perguruan tinggi yang menyelenggarakan prodi aktuaria. Beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) yang sudah memiliki prodi ini di antaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Padjadjaran (Unpad).

Budi menyatakan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang diselenggarakan LTMPT , prodi aktuaria masuk ke dalam kelompok ujian sains dan teknologi (saintek).

Di UI misalnya, prodi ini masuk Fakultas Matematika dan IPA (MIPA). Di laman FMIPA UI disebutkan kualifikasi calon mahasiswa prodi aktuaria adalah lulusan SMA IPA atau sederajat yang lulus ujian seleksi masuk penerimaan mahasiswa baru.

Hadiri Ngunduh Mantu di Grobogan, Rombongan dari Sragen Dipulangkan

Mahasiswa prodik aktuaria akan dididik untuk mampu menyelesaikan persoalan teoritis maupun terapan dalam ilmu aktuaria. Kemudian mampu belajar secara mandiri dan beradaptasi terhadap perkembangan konsep ilmu aktuaria. Baik dalam asuransi jiwa, asuransi umum, maupun manajemen risiko.

Mahasiswa prodi ini diharapkan punya daya analitis yang kritis dan logis dalam penerapan ilmu aktuaria serta memiliki etika yang baik dalam profesi.

”Sarjana [aktuaria] memiliki kemampuan menganalisis dan menerapkan ilmu aktuaria pada industri asuransi, keuangan, dan industri lainnya, serta memiliki fasilitas pengakuan mata uji profesi Ajun Aktuaris oleh PAI melalui proses penyetaraan,” sebagaimana tertulis di laman FMIPA UI.

Prospek Kerja

Mahasiswa yang berhasil menyelesaikan prodi S1 Ilmu Aktuaria berhak memperoleh gelar Sarjana Ilmu Aktuaria (S.Aktr).

Sementara itu, di laman Fakultas MIPA Universitas Padjajaran menyatakan prospek kerja lulusan prodi aktuaria menjanjikan. Sebab, pesatnya pertumbuhan industri asuransi dan manajemen risiko di Indonesia mendorong kepada penyediaan tenaga kerja profesional dengan keahlian khusus.

”Khususnya di bidang asuransi jiwa, asuransi umum, pendanaan pensiun, jaminan sosial, perbankan, dan manajemen risiko. Untuk menjawab tantangan pasar terhadap kebutuhan tenaga kerja di bidang aktuaria maka Program Studi S-1 Ilmu Aktuaria Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran resmi didirikan awal 2018.”

Salah Sebut Virus Corona Jadi Veronica, Kades Kebonagung Madiun Viral

Sarjana aktuaria yang lulus kuliah belum bisa disebut aktuaris bila belum lulus uji sertifikasi. Dikutip dari laman jurusanku.com, karier mereka dimulai sebagai Actuarial Analyst dengan gaji di kisaran Rp4 juta-Rp7 juta sebulan.

Setelah lulus 5 mata ujian sertifikasi, mereka naik ke posisi Associate di level ASAI (Associate Societies Actuary Indonesia). Di posisi ini gaji mereka bisa lompat antara Rp10 juta-Rp25 juta/bulan. Ketika menjabat Manager Actuary, gajinya Rp38 jutaan.

Setelah lulus tingkatan Fellow dengan gelar FSAI (Fellow Societies Actuary Indonesia), posisinya naik ke Appointed Actuary dengan gaji Rp50 juta atau lebih.

Chief Actuary bisa memperoleh gaji setingkat Direktur Utama sebuah perusahaan besar. Tidak tertutup kemungkinan mereka bisa menduduki posisi Chief Financial Officer (CFO) alias Direktur Keuangan.

Peneliti China Sebut Pandemi Corona Bisa Berlangsung 2 Tahun

Disebutkan jumlah aktuaris di Indonesia masih sangat sedikit. Terlebih, perusahaan non-asuransi juga membutuhkan tenaga mereka. Saat ini idealnya ada 300-400 tenaga aktuaris.

Namun nyatanya dari 350-an anggota Persatuan Aktuaris Indonesia, hanya 150 yang berhak menandatangani laporan aktuaria, yakni mereka yang telah mendapatkan sertifikat FSAI.

Sedangkan sisanya masih di tingkat Associate, jenjang yang lebih rendah dalam sertifikasi bidang ini. ”Dalam 3 tahun ke depan, diperkirakan kebutuhan akan aktuaris mencapai angka lebih dari 600 orang.” Gimana minat kuliah di prodi aktuaria?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya