SOLOPOS.COM - Ilustrasi pohon tumbang. (JIBI/Solopos.com/Dok.)

Khusus untuk Sleman saja kerugian yang diderita mencapai Rp900-an juta

Harianjogja.com, JOGJA-Kerugian akibat bencana alam selama musim hujan di DIY sudah mencapai lebih dari Rp1 milliar. Lokasi yang paling terdampak ada di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kulonprogo. Sleman tercatat sebagai wilayah dengan jumlah kejadian terbanyak yakni 60 kasus, Bantul ada 27 kejadian, dan Kulonprogo 10.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno mengatakan, bencana alam yang paling banyak di Sleman adalah pohon tumbang disebabkan peningkatakan curah hujan yang disertai angin kencang. Tren ini agak berbeda dengan periode sebelumnya yang didominasi tanah longsor. “Hal ini membuktikan situasi berkembang ke arah ekstrem,” katanya saat ditemui di kantornya, Kamis (23/11/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Ia menghitung, khusus untuk Sleman saja kerugian yang diderita mencapai Rp900-an juta. Sementara, jika diakumulaksikan dengan yang terjadi di Bantul dan Kulonprogo, nominalnya mencapai di atas Rp1 miliar. “Paling banyak adalah infrastruktur. Tebing di kawasan perdesaan dan permukiman, terdampak karena curah hujan tinggi. Hasil assesment kami di lokasi itu kejadian terjadi ditingkat kecuramaann lebih dari 40 persen, korban jiwa tidak ada, tapi benda seperti tiang listrik dan kandang,” katanya.

Untuk mencegah kerugian semakin banyak, ia mengimbau para pemangku kebijakan di ketiga wilayah itu untuk semakin bersiap. Pasalnya, dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY, puncak musim hujan terjadi pada Februari dan dimulai pada Desember. Namun, nyatanya bulan ini saja curah hujan sudah cukup tinggi.

Secara khusus ia juga mengimbau Kabupaten Kulonprogo untuk terus bersiap karena kabupaten tersebut tidak hanya punya potensi bencana berupa pohon tumbang saja tapi juga tanah longsor. Tanah longsor adalah tipe bencana alam yang menghasilkan kerugian material yang lebih banyak karena harus menyediakan alat berat untuk mengangkat tanah dan sebagainya.

Meskipun hingga saat ini sudah muncul berbagai kejadian akibat tingginya curah hujan yang disertai angin kencang, Krido mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY belum menetapkan status darurat bencana. Statusnya masih siaga karena bencana yang terjadi masih dalam tahap yang masih bisa diprediksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya