SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sekilas melihat jarum yang berjanjar rapi dan ditusukkan ke bagian tubuh, pasti sebagian orang merasa ngeri, bahkan ketakutan.

Namun siapa sangka di balik itu semua ternyata ada teknik khusus, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit, dan justru memiliki manfaat bagi kesehatan. Salah satunya dapat meghasilkan bobot tubuh yang ideal.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Pemilik Terapi Rumah Sehat Cantik Muslim (RSCM), Desi Rachmawati menjelaskan akupuntur  dahulu memang hanya dikenal di dunia pengobatan timur. Namun kini telah ada di Indonesia.

“Selain menurunkan berat badan, akupuntur juga bisa menanggulangi rasa nyeri, bahkan melancarkan datang bulan,” ujarnya saat ditemui Harian Jogja, di Jl Gedong Kuning, No 204 A,  Jogja, beberapa hari lalu.

Pengobatan ini merupakan seni menusuk jarum guna mengembalikan keseimbangan tubuh. Secara alamiah dalam setiap kehidupan senantiasa mengalir energi. Hal itu dapat memberikan rangsangan pada titik akupunktur untuk mengatur kembali aliran energi yang terganggu atau tidak seimbang.

“Secara garis besar dasar ilmu akupunktur sama namun seninya bisa berbeda. Seni menusukkan jarum, mulai dari cara menusuk, kombinasi titik, sampai teknik stimulasi yang dipakai,” ungkapnya.

 Setiap pasien ditusuk dengan frekuensi berbeda, dari sekali seminggu sampai tiga kali seminggu menurut tingkat penyakit yang diderita. Idealnya seminggu tiga kali untuk semua penyakit. Kalau seminggu sekali efeknya tidak begitu bagus.

“Namun jika pasiennya tidak banyak waktu, bisa dilakukan seminggu dua kali. Sedangkan jumlah jarum yang ditusukkan pada setiap kali terapi berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan jenis penyakitnya,” tambah Desi.

Untuk mag, cukup satu titik pada titik lambung. Sedangkan untuk diabetes perlu penusukan titik-titik diabetes. Pada prinsipnya dipilih titik utamanya dulu, baru kemudian ditambah titik pendukungnya. Bahkan, bagi yang merasakan nyeri di seluruh badan bisa ditusuk sampai 30 jarum.

Dalam kasus penurunan bobot badan, pasien ditusuk pada bagian yang dirasa perlu. Dengan tusukan itu pasien akan makan sesuai kebutuhan tubuhnya. Nafsu makan berlebihan bisa ditekan sehingga keinginan ngemil berkurang dan rasa kenyang bisa dipertahankan.

“Efek diet seperti lesu dan lemas ditanggulangi dengan penusukan pada titik tertentu. Meski sedang menjalani terapi, pasien dianjurkan tetap  olahraga dan  menghindari makanan cepat saji dan cokelat,” pungkasnya.(Wartawan Harian Jogja/Kharisma Ayu Febriana)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya