SOLOPOS.COM - Ilustrasi tukang becak. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Pemberitaan miring seputar acara Mewujudkan Mimpi Indonesia pada episode Wiranto jadi tukang becak sepertinya mengusik ketenangan pemilik akun @mimpi_ind. Tudingan adanya settingan dalam acara yang tayang pada Jumat (7/2/2014) sore itu dibantahnya dengan menyebut acara itu murni tanpa rekayasa.

Raja jaman dulu menyamar untuk mengetahui isi hati rakyat,” sebut akun yang mengaku official acara tersebut.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

@mimpi_ind juga menjelaskan panjang lebar tentang konsep acara. Menurutnya acara terinspirasi oleh sejumlah reality show bertukar nasib yang sudah umum ditayangkan. Bedanya kali ini yang turun adalah petinggi negara.
Akun ini juga menjelaskan tentang penggunaan bahasa kromo dan tata letak kamera.

Ini real hidden cam kami juga heran kenapa pakai kromo mungkin orang solo sangat sopan saat berbicara dengan orang yg belum kenal,” kata akun itu menanggapi kicauan pemilik akun @Torritosh.

Penjelasan lain juga dikemukakan Ruslan Munawar. Pemilik akun Facebook yang gemar menyoroti berita seputar Wiranto ini mengatakan cara yang digunakan Wiranto sudah tepat. Katanya kalau ingin membaur dengan rakyat harus menyamar bukan membaur dengan identitas pejabat.

Salah satu akun bernama Genefile Flatron dalam situs berbagi video Youtube mengunggah rekaman acara tersebut. Komentar yang muncul mengatakan Wiranto menggunakan cara Umar bin Khattab dalam membaur.

Seperti diketahui, Umar bin Khattab adalah pemimpin kedua pada masa kekhalifahan Islam. Dia menerapkan cara yang sama untuk mengerti kegelisahan rakyat. Bedanya saat itu sang Khalifah menjabat sebagai pemimpin Islam. Sementara Wiranto tidak dalam posisi sebagai pejabat publik.

Soal bahasa krama, ada pula yang menimpali. Katanya itu disebabkan oleh karakter kepemimpinan Wiranto yang tidak bisa hilang.

“Mencoba menjadi tukang becak awal-awal oke dengan bahasa jawa ngoko, tapi lama-lama pertanyaannya sama sisi leadershipnya keluar, makanya yg diajak bicara berubah menjadi pake bahasa jawa kromo inggil,” tulis komentar dalam unggahan video itu.

Sayangnya ini buru-buru dibantah. Akun @tingnongtingcer mengatakan jika itu penyamaran maka tidak perlu ada kamera dan tidak perlu publikasi.

Beberapa saat setelah pro dan kontra ini muncul, akun @mimpi_ind justru disuspend. Akun itu tidak lagi eksis di dunia maya. Sebelumnya akun twitter ini telah beberapa kali menanggapi seputar kontroversi acara.

Diberitakan sebelumnya, kemunculan Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto di acara Mewujudkan Mimpi Indonesia yang ditayangkan RCTI, Jumat (7/2/2014) sore jadi viral di Twitter. Timeline twitter sepanjang acara berlangsung dipenuhi kicauan seputar aksi Wiranto ini.

Selain dapat komentar miring, acara tersebut juga dituduh telah disetting sebelumnya. Hal ini terlihat dari bahasa yang digunakan para tukang becak yang berinteraksi dengan Wiranto dan kamera yang digunakan.

Dikatakan saat berinteraksi dengan Wiranto, tukang becak malah menggunakan bahasa jawa halus atau kromo. Bahasa kromo biasanya digunakan untuk percakapan dengan orang yang lebih tua atau yang memiliki kedudukan tinggi.

Sementara soal kamera, dikatakan penempatannya terlalu berlebihan. Dugaan diungkapkan Diky Pratama dalam akun twitternya. Dia menyebut kamera yang digunakan terlalu banyak untuk ukuran acara dengan setting kamera tersembunyi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya