SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dok)

JOGJA – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warga Jogja tak mencemaskan peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Merapi beberapa hari terakhir.

Sri Sultan kepada wartawan, Senin (20/2/2012) menyatakan, aktivitas Merapi saat ini masih normal. Menurutnya proses menuju erupsi dapat diketahui sehingga bisa diantisipasi sejak awal. Beda dengan gempa bumi yang terjadi seketika. Sementara selama ini proses atau tanda-tanda mendekati erupsi belum tampak. Karena itu pula belum ada rencana menaikan status Merapi dari saat ini normal ke waspada. “Enggak perlu dikhawatirkan wong enggak ada upaya untuk menaikkan status kok. Kalau gunung mau meletus kan ada prosesnya enggak kaya gempa. Kalau gempa kan ngerti-ngerti terus gempa, kalau Merapi ada proses waspada, siap siaga,” terang Sultan.

Sejauh ini pun lanjutnya dirinya belum menerima laporan dari instansi terkait mengenai laporan kondisi kegentingan Merapi guna mengambil kebijakan. “Dari Pak Rono (Surono, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi), nggak ada surat apapun. Enggak ada report normal aja kok. Naik itu kan belum tentu mau meletus lagi,” katanya.

Terpisah, Kasi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) DIY, Sri Sumarti mengatakan, hingga Senin siang kemarin masih berlangsung evaluasi terkait kondisi Merapi saat ini. Evaluasi yang rutin dilakukan tiap minggu itu menurutnya membahas segala hal menganai perkembangan Merapi. Misalnya kenaikan aktivitas kegempaan, tekanan gas serta kondisi lainnya. “Sampai sekarang belum selesai, teman-teman masih bahas evaluasinya,” ujarnya.

Setelah evaluasi selesai, hasilnya bakal dilaporkan terlebih dahulu ke Kepala BPPTK Subandriyo baru dapat diekspose. Adapun Subandriyo sendiri, Senin kemarin tak berada di tempat karena tengah mengikuti rapat di Semarang, Jawa Tengah. Diberitakan sebelumnya, terjadi peningkatan aktifitas kegempaan di Merapi berupa gempa multi phase yang mencapai hingga puluhan kali sehari serta gempa vulkanik dangkal. Terakhir dilaporkan dari pos pemantauan gunung Merapi di Sleman, juga terjadi gempa dengan frekuensi rendah yakni kenaikan magma ke permukaan untuk membentuk kubah baru atau masuk lagi ke fluida atau kantong magma.

JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya