SOLOPOS.COM - Kabut asap yang mengandung karbondioksida dari Kawah Timbang di Dataran Tinggi Dieng menyelimuti lahan pertanian. (Dok. Solopos.com/Antara)

Kabut asap yang mengandung karbondioksida dari kawah Timbang di dataran tinggi Dieng menyelimuti lahan pertanian di sekitarnya. Akibat peningkatan aktivitas kawah tersebut para petani di sekitarnya mengalami kerugian. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

BANJARNEGARA – Kerugian petani di sekitar Kawah Timbang, Desa Sumberejo, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, diperkirakan Rp3,5 miliar karena tanaman kentangnya mengalami kerusakan akibat terkena hembusan asap secara langsung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada sekitar 20 hektare tanaman kentang yang rusak akibat terkena hembusan asap yang dikeluarkan Kawah Timbang secara langsung, terutama di sekitar Kali Sat,” kata Kepala Desa Sumberejo Ibrahim, di Kecamatan Batur, Banjarnegara, Rabu. Sementara tanaman kentang yang rusak akibat tidak terawat, kata dia, mencapai 50 hektare karena berada di dalam zona bahaya gas beracun Kawah Timbang. Bahkan, kata dia, kemungkinan besar tanaman kentang seluas 70 hektare tersebut tidak dapat dipanen.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu, lanjutnya, ada beberapa hektare lahan yang seharusnya mulai ditanami kentang. “Padahal, setiap petani telah mengeluarkan dana sekitar Rp50 juta per hektare. Dana tersebut untuk mengolah lahan hingga penanaman kentang, sehingga total kerugian yang diderita petani mencapai Rp3,5 miliar,” kata dia yang juga petani kentang.

Kendati demikian, dia mengatakan, petani tidak bisa berbuat banyak terhadap tanaman kentangnya. “Mau bagaimana lagi, kondisinya seperti ini, kita tidak bisa berbuat apa-apa,” kata dia menegaskan. Menurut dia, sebagian besar petani masih bersabar menunggu hingga kondisi Kawah Timbang kembali normal.

Akan tetapi, kata dia, ada sejumlah petani yang tetap nekat memasuki zona berbahaya untuk sekadar merawat tanaman kentang mereka. “Kalaupun ada yang nekat ke ladang, mereka tidak bisa maksimal bekerja karena gas beracun keluar pada pagi dan sore hari sehingga mereka berangkat ketika matahari telah terik dan pulang menjelang sore hari,” katanya.

Sementara petani yang ladangnya persis di dekat kawah dan sekitar Kali Sat, kata dia, tidak berani beraktivitas di sana karena taruhannya nyawa.

PVMBG pada Senin (11/3/2013), pukul 21.30 WIB, meningkatkan status Kawah Timbang dari normal menjadi waspada dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga dalam radius 500 meter dari kawah. Selanjutnya, PVMBG pada Rabu (27/3), pukul 23.30 WIB, meningkatkan status Kawah Timbang dari waspada menjadi siaga dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga dalam radius 1.000 meter dari kawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya