SOLOPOS.COM - Penampakan Gunung Merapi dari wilayah Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jumat (13/11/2020). (Solopos/Taufik Sidik Prakoso)

Solopos.com, SLEMAN -- Aktivitas Gunung Merapi terpantau terus meningkat meski tak signifikan alias stabil tinggi. Sementara masih ada guguran yang mengindikasikan ada desakan magman dari dalam.

Dalam laporan mingguan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), pada pengamatan 6-12 November, ada peningkatan aktivitas kegempaan dibandingkan pekan sebelumnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada pekan ini, terjadi s244 kali gempa vulkanik dangkal, 2.189 kali gempa multi fase, dan sembilan kali gempa low frekuensi. Aktivitas Gunung Merapi lainnya adalah 385 kali gempa guguran, 403 kali gempa embusan, dan enam kali gempa tektonik.

Jemaah Masjid Al Hikmah Sragen Bagi-Bagi Sembako dan Sayur untuk Warga Terdampak Pandemi

Sementara analisis morfologi area kawah belum menunjukkan ada perubahan morfologi kubah. Kepala BPPTKH, Hanik Humaida, menjelaskan sampai saat ini data aktivitas Merapi masih cukup tinggi, meski cenderung stabil.

“Tidak ada kenaikan signifikan. Sekarang kondisinya stabil tapi tinggi. Ada juga beberapa guguran yang sudah agak jauh, terjadi guguran ke arah barat laut, ke kawah juga ada. Ini mengindikasikan ada desakan magma dari dalam sehingga material di sekitar kawah sudah tidak stabil,” ungkap dia kepada Harian Jogja, Jumat (13/11/2020).

Kasus Covid-19 di Jateng Meledak, 80 Persen merupakan Orang Tanpa Gejala

Tidak Seperti 2010

Berdasarkan data aktivitas Gunung Merapi sampai saat ini, kemungkinan erupsi seperti 2010 tidak terjadi. Indikasinya tidak ada kenaikan aktivitas Merapi secara eksponensial atau peningkatan signifikan dari aktivitas kegempaan dan pemendekan jarak tunjam atau deformasi.

Dari Juni 2020, terjadi pemendekan 1 cm per pekan yang terjadi berlangsung beberapa pekan. Lalu pemendekan 2 cm per pekan yang juga terjadi beberapa minggu.

Sehari Tambah 4 Pasien, Total Positif Covid-19 Kota Madiun Tembus 183

“Kalau ada eksplosif dan lontaran awan panas maksimal 5 km. Perkiraan arah ke Kali Gendol, potensi paling besar. Dengan adanya guguran di barat dan barat laut, kemungkinan juga ada ke arah sana. Potensi ini akan ditinjau ulang saat sudah ada kubah lava, kecepatan, posisi di mana, ini sangat menentukan arahnya ke mana,” jelas dia.

Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan, mengatakan BNPB dan beberapa kementerian Lembaga sudah hadir di Jogja seiring peningkatan aktivitas Gunung Merapi.

“Kami akan memastikan SOP sudah berjalan dengan baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya