SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Solopos.com, KLATEN — Aktivitas Gunung Merapi pasca letusan freatik beberapa bulan lalu memang tak bisa diprediksi. Sementara itu, warga lereng Gunung Merapi berbondong-bondong menjual sapi mereka yang merupakan harta paling berharga untuk membeli sepeda motor. Ada apa?

Rabu (15/1/2014) pagi, para tokoh masyarakat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, dan perangkat Desa Balerante, bertemu di Balai Desa Balerante. Mereka membicarakan aktivitas Gunung Merapi yang belum lama ini batuk-batuk lagi dan menjadi sumber keresahan warga.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Nah, letusan Gunung Merapi yang sulit ditebak menyebabkan warga yang ada di kawasan rawan bencana (KRB) III menjual sapi-sapi mereka. Uang hasil penjualan sapi, kemudian mereka gunakan untuk membeli sepeda motor.

Kepala Desa (Kades) Balerante, Sukono, mengatakan warga mulai berbondong-bondong menjual sapi sejak letupan freatik yang terjadi pada 18 November 2013 lalu. Warga yang menjual sapi itu mayoritas berasal dari wilayah kawasan rawan bencana (KRB) III, di antaranya Dusun Sambungrejo, Sukorejo, Gondang dan Ngipiksari.

“Hampir semua warga yang belum memiliki sepeda motor, menjual sapi mereka. Lalu, uangnya digunakan untuk menjual motor,” katanya saat ditemui wartawan di Kantor Desa Balerante, Rabu (15/1/2014). Menurutnya, motor itu digunakan untuk alat transportasi saat terjadi erupsi Merapi.

Dia mengatakan dalam kurun waktu empat bulan, Gunung Merapi meletus secara mendadak hingga dua kali pada malam hari. Ledakan itu terjadi pada 22 Juni 2013 dan 18 November 2013. Hal itu membuat warga khawatir karena bingung mencari alat transportasi untuk evakuasi.

“Dahulu, kendaraan telah disediakan Pemkab karena ciri gunung Merapi yang hendak meletus bisa terlihat. Namun, dua letusan terakhir terjadi tiba-tiba dan warga yang tidak punya kendaraan hanya bisa berlari ke tempat yang lebih aman,” katanya.

Agar tidak mengulang kesalahan yang sama, warga memutuskan untuk menjual sapi mereka demi sepeda motor. Hingga saat ini, jumlah warga yang tinggal di KRB III lereng Merapi ada sekitar 500 orang. Berdasarkan pendataan desa setempat, hingga Desember 2013, ada 1.000-an ekor sapi yang menjadi hewan peliharaan warga Balerante.

Kepala Dusun I Desa Balerante, Jaenu, menambahkan  warga yang sudah memiki kendaraan juga ada yang membeli lagi sepeda motor. Mereka membeli lagi sepeda motor menyesuaikan jumlah anggota keluarga mereka. “Saking banyaknya warga yang menjual sapi, warga dari luar Balerante sempat mengira Merapi kembali meletus karena sudah menyelamatkan sapi mereka,” katanya di lokasi, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya