SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memberi keterangan kepada wartawan saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Merapi Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Rabu (8/7/2020). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, JOGJA — Setelah dikabarkan menggembung, aktivitas kegempaan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah-DIY terpantau melandai sepekan terakhir.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan aktivitas kegempaan Gunung Merapi pada pekan ketiga Juli 2020 atau sepanjang pekan ini lebih rendah jika dibandingkan pekan sebelumnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

BPPTKG menyebut Gunung Merapi pada Jumat (24/7/2020) masih berada di tingkat waspada level 2. Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan tidak ada perubahan morfologi kubah berdasarkan pengamatan dari arah tenggara, tepatnya dari stasiun Deles 3, Kamis (23/7/2020).

Resmi! Pasar Kota Wonogiri Ditutup 4 Hari Mulai Besok

Selama sepekan ini, BPPTKG mencatat terjadi 13 kali gempa embusan dan 12 kali gempa vulkanik dangkal. Selain itu, terjadi 55 kali gempa fase banyak, empat kali gempa low frekuensi, 28 kali gempa guguran, dan 20 kali gempa tektonik.

Berdasarkan angka tersebut, Hanik mengatakan aktivitas kegempaan Gunung Merapi sepekan ini lebih rendah jika dibandingkan data pada laporan kegempaan Gunung Merapi periode 10 hingga 16 Juli 2020. “Intensitas kegempaan pada minggu ini relatif lebih rendah,” kata dia kepada wartawan Harian Jogja, Jumat.

Sementara itu, kubah lava Gunung Merapi juga dilaporkan dalam kondisi stabil. Lewat pengukuran electronic distance measurement atau EDM terhadap deformasi Merapi. Hal itu menunjukkan bahwa terjadi pemendekan jarak tunjam kurang lebih 1 cm.

Duh! Ada Tempat Hiburan di Grogol Sukoharjo Ngeyel Buka, Ini Tindakan Camat

Masyarakat Diminta Tetap Waspada

Kendati aktivitas kegempaan Gunung Merapi relatif rendah, Hanik tetap mengimbau masyarakat waspada, terutama masyarakat di desa lereng Gunung Merapi.

Saat ini potensi bahaya masih tetap ada, terutama berupa awan panas yang berasal dari runtuhnya kubah lava serta lontaran material dari letusan eksplosif.

Radius bahaya juga tetap sama yakni tiga kilometer dari puncak gunung. Selebihnya dari jarak itu, masyarakat dapat menjalani aktivitas secara normal.

Wawali Purnomo Diduga Tertular Covid-19 di Solo Sebelum ke Jakarta

Sebelumnya diberitakan, pembengkakan pada bagian perut Merapi terjadi karena adanya kandungan magma yang berlimpah. Dalam sehari pembengkakan Gunung Merapi terpantau 0,5 sentimeter (cm). Hingga Kamis (16/7/2020), pembengkakan mencapai 14 cm.

“Pembengkakan perut Merapi terjadi rata-rata 0,5 cm per hari. Kategori ini masih cukup aman. Sejak 22 Juni sampai sekarang pembengkakan terjadi hanya 14 cm,” ujar petugas pos pantau Gunung Merapi di Babadan, Magelang, Yulianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya