SOLOPOS.COM - Puncak gunung Merapi terlihat dari kawasan Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Sleman, Senin (18/11/2013). (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA– Berdasarkan evaluasi pasca-letusan Gunung Merapi Senin (18/11/2013)Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY mendeteksi letusan freatik yang terjadi memiliki karakter berbeda dengan kejadian pada Juli 2013.

Kepala BPPTKG DIY Subandriyo mengungkapkan letusan freatik saat itu cukup disertai dengan gempa vulkanik. Alat seismograf manual mampu mendeteksinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedangkan freatik pada 18 November 2013, lanjut Subandriyo, disertai dengan gempa tektonik lokal di sekitar Merapi sehari sebelumnya. Gempa tektonik lokal itu mengguncang perut Merapi sehingga membuat magma mengeluarkan pelepasan gas.

Ekspedisi Mudik 2024

Namun, gempa tektonik lokal itu tidak terasa dan thremor vulkanik yang diakibatkan dari pelepasan gas itu tak terdeteksi dengan seismograf manual.

“Setelah kami evaluasi, thremor vulkanik itu dapat terbaca pada seismeter broadband [digital],” ungkapnya.
Adapun gempa di Ciamis yang terjadi semenit sebelum letusan itu, menurutnya, mempercepat proses letusan.

Sehingga, kalaupun tidak ada gempa di Ciamis itu letusan freatik tetap akan terjadi. “Hanya lebih lambat saja,” ujarnya.

Subandriyo tak bisa menggangap sepele letusan freatik itu sehingga pemasangan alat baru tersebut diperlukan untuk mengurangi risiko.

“Letusan freatik tidak harus kecil besar juga bisa. Letusan Sinabung 2010 itu tergolong freatik bukan magma tapi bisa sebesar itu,” ulasnya.

Subandriyo tak sependapat jika karakter Merapi pascaletusan 2010 mengalami perubahan. Letusan freatik, menurutnya, bukan hal baru.

Pada Agustus 1990 pernah terjadi. Saat itu, kubah Merapi cukuplah besar tidak seperti sekarang ini dan letusan freatik tetap terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya