SOLOPOS.COM - Asano Hidehiro. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

Asano Hidehiro. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

Solopos.com--Melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di hutan lereng Gunung Lawu, itulah tujuan dan harapan yang ingin dicapai oleh Asano Hidehiro, salah satu aktivis lingkungan hidup dari Universitas Shizouka Jepang.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Selama lima tahun berturut-turut, ia telah membantu masyarakat setempat dengan menghijaukan lereng Gunung Lawu dengan menanam sekitar 59.000 bibit pohon di sana.

Pria kelahiran Shizouka, 17 April 1949 itu mengaku takjub dengan kegigihan warga Desa Segaragunung, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, yang masih mau melestarikan hutan. Menurutnya, terdapat perbedaan yang sangat jauh antara orang Jepang dengan Indonesia, dalam menanam bibit pohon.

“Kalau orang Jepang, setelah menanam bibit pohon, bibit itu dibiarkan hidup begitu saja dengan sendirinya. Tapi kalau di sini, banyak warga yang memeliharanya dengan cara merawat tanah, membabati rumput sekitar hutan dan sebagainya,” ujar Asano dengan logat Jepang, saat ditemui Espos usai menanam 10.000 pohon bersama 21 mahasiswa Universitas Shizouka Jepang, anak-anak SD Segaragunung dan warga setempat, pekan lalu.

Menurut Asano, melestarikan lingkungan dengan cara menanam pohon itu sebenarnya bisa dimulai dari mana saja, termasuk di lngkungan sekitar rumah.

Kendati demikian, ia lebih tertarik untuk membantu menghijaukan lereng Gunung Lawu karena di sana memiliki potensi sebagai penghidupan bagi aneka flora dan fauna di dalam hutan. Selain itu, hutan sebisa mungkin juga memberikan penghidupan bagi masyarakat, yakni dengan menjaga resapan air. Apalagi, kata dia, Gunung Lawu merupakan gentong air bagi warga Karanganyar dan sekitarnya.

Ia masih ingat betul saat kali pertama datang ke Karanganyar lima tahun lalu, di pinggir jalan Desa Segaragunung ada sumber mata air. Hingga kini, mata air itu masih memancar. Bahkan saat musim kemarau seperti saat ini, ungkap Asano, air yang keluar justru makin besar.

“Ini menandakan penanaman bibit pohon yang dilakukan sejak lima tahun lalu, berhasil,” kata dosen yang mengajar Strategi Manajemen di Universitas Shizouka.

Ke depan ia ingin memberikan contoh kepada perusahaan-perusahaan di Jepang untuk melakukan penanaman pohon, melalui program penghijauan yang telah dilakukannya di lereng Gunung Lawu.

Pria yang pernah tinggal lama di lereng Gunung Fujiyama, Jepang, ini akan memperpanjang kerjasama program penghijauan dengan Pemkab Karanganyar hingga 2016.

Saat ini, ada sekitar 59.000 bibit pohon telah tertanam di lereng Gunung Lawu. Dari jumlah itu, 90 persen lebih bibitnya berhasil hidup dengan baik di lahan 33 hektar.

“Masih ada 6.000 hektar lahan di Karanganyar yang harus ditanami bibit pohon lagi,” ungkap Asano.

(Farid Syafrodhi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya