SOLOPOS.COM - Pekerja membongkar bangunan di saluran irigasi di lokasi pembangunan perumahan milik PT Menara Santosa di Desa Singopuran, Kecamatan Kartasura, Rabu (30/3/2016). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Aksi warga dan petani di Sukoharjo memprotes penutupan irigasi yang dilakukan pengembang perubahan.

Solopos.com, SUKOHARJO – Sejumlah warga dan petani di Desa Singopuran dan Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura memprotes penutupan saluran irigasi pertanian oleh pengembang perumahan PT Menara Santosa. Mereka khawatir penutupan saluran irigasi mengakibatkan banjir dan pasokan air ke lahan pertanian minim.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan solopos.com, Rabu (30/3/2016), puluhan warga dan petani berkumpul di depan lokasi proyek pembangunan perumahan milik PT Menara Santosa di Desa Singopuran, Kartasura. Mereka menuntut developer perumahan segera membongkar bangunan di saluran irigasi pertanian. Aksi protes warga dan petani berjalan damai lantaran developer perumahan seketika membongkar bangunan tersebut.

Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Singopuran, Endah Haryono, mengatakan developer perumahan mendirikan bangunan untuk menutup saluran irigasi pertanian. Saluran irigasi itu melintasi wilayah Desa Singopuran dan Desa Pabelan. Apabila saluran irigasi itu ditutup otomatis pasokan air ke lahan pertanian sangat minim.

“Tak hanya sawah, dampak lainnya jika saluran irigasi ditutup bakal mengakibatkan banjir. Kami ingin bangunan di saluran irigasi segera dibongkar,” kata dia, Rabu.

Sebenarnya, developer perumahan telah mendirikan bangunan di saluran irigasi beberapa waktu lalu. Perwakilan warga lantas melakukan pertemuan dengan manajemen developer perumahan. Hasilnya, developer perumahan bersedia membongkar bangunan di saluran irigasi.
Tak berapa lama kemudian, developer perumahan kembali mendirikan bangunan di saluran irigasi tanpa diketahui warga setempat.

Tak pelak, warga geram dan menggelar aksi protes di depan lokasi pembangunan perumahan. “Dahulu developer perumahan juga pernah mendirikan bangunan di saluran irigasi namun langsung dibongkar setelah berunding dengan warga. Hla ini kok mendirikan bangunan lagi yang ukurannya lebih besar,” papar dia.

Menurut Endah, lebar saluran irigasi itu sekitar 5,5 meter yang melintasi wilayah Desa Singopuran dan Desa Pabelan. Lahan pertanian di kedua desa itu mengandalkan pasokan air dari saluran irigasi tersebut. Para petani khawatir pasokan air ke lahan pertanian berkurang apabila saluran irigasi ditutup.

Hal senada diungkapkan warga Desa Singopuran, Sumino. Selama ini, baik warga Desa Singopuran maupun Desa Pabelan tak pernah dilibatkan dalam sosialisasi pembangunan perumahan milik PT Menara Santosa. Bisa jadi, proyek pembangunan perumahan bakal menimbulkan dampak lingkungan yang dirasakan warga setempat.

Mestinya developer perumahan menyosialisasikan terlebih dahulu pembangunan perumahan kepada warga setempat. “Kalau terjadi banjir siapa yang bertanggung jawab. Hingga detik ini, belum pernah ada sosialisasi pembangunan perumahan dari developer perumahan,” tutur dia.

Di sisi lain, mandor proyek pembangunan perumahan, Wijianto, langsung menginstruksikan pekerja untuk membongkar bangunan di saluran irigasi. Menurut dia, bangunan itu merupakan sarana jaringan listrik di perumahan.

“Hari ini [Rabu], pembongkaran bangunan langsung rampung. Warga dan petani tak perlu khawatir,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya