SOLOPOS.COM - Warga memblokade jalan alternatif Karanganyar-Mojogedang, karena kualitas beton yang rendah. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Aksi warga Karanganyar, warga Dusun Maguan memprotes kualitas beton untuk jalan alternatif Karanganyar-Mojogedang.

Solopos.com, KARANGANYAR–Sejumlah warga Dusun Maguan, Desa Gaum, Tasikmadu memblokade jalan kampung yang menghubungkan Tasikmadu-Mojogedang, Selasa (17/11/2015).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka memprotes kualitas beton untuk membangun jalan. Sejumlah warga menutup dua ujung jalan sepanjang sekitar 600 meter itu menggunakan bambu dan batang kayu. Mereka juga memasang spanduk
‘Jalan ora layak pakai. Nek niat mbangun mbok sek tenanan ndak bleduke marai penyakit.’ Mereka juga menyebar bongkahan batu di sepanjang jalan.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar membangun jalan pada Oktober 2015. Menurut warga, pekerjaan selesai tiga pekan lalu. Tetapi, sebagian beton jalan rusak.

“Selesai tiga pekan lalu tapi sudah rusak. Kalau kendaraan lewat itu debu masuk rumah banyak,” kata salah satu warga, Widodo, 42, saat ditemui wartawan, Selasa.

Warga RT 008/RW 006, Dusun Maguan, Sri Lestariningsih, menjelaskan debu dari pekerjaan mengganggu warung makan miliknya. Sri heran beton rusak setelah dilewati kendaraan. Sejumlah warga mencurigai kontraktor mengerjakan proyek itu asal-asalan.

“Mosok bangun jalan tidak ada otot [kerangka]. Tidak ada papan informasi proyek. Kalau niat bangun jalan seharusnya pemerintah mengecek dan memastikan kualitas,” tutur dia.

Sejumlah pengguna jalan harus putar balik. Kepala Desa Gaum, Nur Setyo Utami, mengungkapkan proyek tersebut milik Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Karanganyar. Proyek dikerjakan bertahap. Menurut dia pekerjaan belum selesai dan akan dilanjutkan.

Jalur itu merupakan jalur alternatif dari Karanganyar dan Tasikmadu ke Mojogedang. Rata-rata pengguna jalan dari luar Tasikmadu, seperti kendaraan roda dua, mobil, dan truk yang mengangkut hasil panen.

“Setelah dibangun selama sebulan, sempat berhenti sepuluh hari. Kemungkinan akan dilanjutkan lagi. Lha wong memang belum jadi malah didemo,” ungkap di.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya