SOLOPOS.COM - Mahfudz Sidik (JIBI/SOLOPOS/fpks.or.id)

Mahfudz Sidik (JIBI/SOLOPOS/fpks.or.id)

JAKARTA–Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddik, menilai serangkaian aksi teror yang terjadi belakangan ini menunjukkan belum kompaknya tiga lembaga antiteroris di Indonesia. Ketiga harus membuat grand design pencegahan aksi teror.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

“Ketiga lembaga ini kelihatan jalan sendiri-sendiri, nggak kompak. Padahal anggarannya besar-besar,” kata Mahfudz kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2012).

Mahfudz menjelaskan upaya pemberantasan dan pencegahan aksi terorisme ada pada Badan Intelejen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Polri. BIN bertanggung jawab memberi informasi agar bisa dilakukan pemberantasan oleh Polri. Sedangkan BNPT bertanggung jawab melakukan pencegahan agar teroris tidak tumbuh lagi dengan melakukan deredikalisasi.

“BIN fungsinya deteksi dini, dia sudah sajikan informasi. Pertanyaannya ke Polri, apakah informasi ini sudah ditindaklanjuti? Polri nanti bilang sudah menindak, tapi tumbuh lagi. Pertanyaannya nanti ke BNPT, bagaimana proses deredikalisasinya?” gugat Mahfudz.

“Menurut saya tiga lembaga ini belum punya grand design yang satu,” sambung politisi PKS ini.

Mahfudz mengatakan Komisi I berencana untuk memanggil ketiga lembaga tersebut. “Rencananya akan kita panggil setelah tanggal 14 (September),” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya