SOLOPOS.COM - Moh Jamin

Moh Jamin

SOLO–Pengamat hukum dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh Jamin, berpendapat aksi sweeping merupakan wujud ketidakpuasan kelompok tertentu terhadap sikap polisi yang terkesan lamban merespons laporan masyarakat terkait maraknya penyakit masyarakat (pekat).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

”Ketika pihak yang dilapori tak segera bertindak, kelompok itu tak sabar dan kemudian sweeping,” kata Moh Jamin belum lama ini.

Camat Pasar Kliwon, Heru Sunardi, menegaskan kelompok yang melakukan sweeping sengaja melihat kelengahan petugas perlindungan masyarakat (linmas) dan aparat kepolisian.

Atas aksi sweeping yang beberapa kali terjadi di wilayah Pasar Kliwon, Heru menginginkan masyarakat untuk menghidupkan kembali pamswakarsa dihidupkan kembali.

Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in, mengklaim kejadian di Sangkrah bukan merupakan aksi sweeping. Dari penyelidikan diketahui para pelaku adalah warga sekitar yang tidak suka melihat pesta miras.

Tiga warga yang menjadi korban, kata Asjima’in, jauh-jauh hari sebelumnya telah diperingatkan agar menghentikan aktivitas mereka yang meresahkan masyarakat. Lantaran mereka tak pernah mengindahkan peringatan itu, ada kelompok yang selanjutnya bertindak.

”Aksi itu terjadi karena ulah para korban sendiri yang kerap berpesta miras di lokasi kejadian,” ulas Asjima’in saat dihubungi wartawan, Senin.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi sweeping yang dilakukan kelompok tertentu menyebabkan tiga orang terluka. Aksi itu dilakukan di sisi timur Sungai Jenes, Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Minggu (11/11/2012) dini hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya