SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Upaya pedagang asongan memasuki gerbong Kereta Api (KA) Sri Tanjung yang dihalangi polisi khusus KA (polsuska) di Stasiun Klaten kembali berbuntut kericuhan, Jumat (6/7/2013).

Pengamatan Solopos.com di lokasi, KA Sri Tanjung kelas ekonomi jurusan Lempuyangan-Banyuwangi tiba di Stasiun Klaten pukul 08.06 WIB. Di sela-sela menaikkan dan menurunkan penumpang, pedagang asongan berusaha menerobos pintu masuk KA. Akan tetapi, upaya mereka dihalang-halangi oleh polsuska.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sempat terjadi keributan di depan pintu gerbong. Pedagang tidak sempat memblokir rel karena KA Sri Tanjung buru-buru meninggalkan stasiun. Setelah KA pergi, percekcokan dan aksi dorong-mendorong terjadi antara pedagang dan polsuska. Adu mulut antara pedagang dan polsuska kembali berlanjut di kompleks stasiun KA. Suasana ribut itu menyita perhatian calon penumpang yang berada di ruang tunggu stasiun. Ironisnya saat kericuhan berlangsung, tidak ada satupun polisi yang melerai keributan antara pedagang dan polsuska. Puluhan polisi baru tiba di Stasiun Klaten beberapa saat setelah terjadi keributan.

Seusai ricuh pedagang masih berorasi di kompleks Stasiun Klaten. pedagang mengelu-elukan sosok pemimpin seperti Joko Widodo yang dianggap memperhatikan nasib wong cilik. Mereka juga menyanyikan lagu berjudul Iwak peyek yang diliriknya diubah tentang perjuangan mereka. “Kami tidak tahu sampai kapan akan berhenti berjuang. Setiap hari kami akan berusaha masuk gerbong KA karena di sana tempat kami mengais rizeki,” papar Ane Herawati, 36, salah seorang asongan saat ditemui di lokasi.

Asisten Manajer Humas PT KAI Daop VI Jogja, Luqman Arif, membantah anggapan jika PT KAI bersikap longgar terhadap pedagang asongan. Dia menegaskan bahwa pedagang asongan itu akan ditertibkan oleh polsuska yang bersiaga di dalam gerbong. “Kami tetap konsisten melarang pedagang berjualan di dalam gerbong. Itu aturan UU yang harus ditaati. Kalau mereka nekat masuk, mereka akan kami turunkan di stasiun terdekat,” papar Luqman saat ditemui wartawan di Stasiun Klaten.

Sementara itu, Bupati Klaten, Sunarna, mengaku akan mengundang kalangan pedagang untuk menyampaikan aspirasinya. Dia mengaku siap memfasilitasi pedagang jika ingin berjualan di luar gerbong KA.

“Kami akan dengarkan seperti apa aspirasi mereka dulu. Kalau mereka butuh tempat jualan, nanti kita siapkan. Tetapi, belum tentu juga pedagang mau menerima solusi yang kami tawarkan itu,” papar Sunarna dalam pesan pendek yang diterima Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya