SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi. (Harian Jogja-Desi Suryanto)

Aksi damai bertepatan dengan peringatan Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat (Papera)

Harianjogja.com, JOGJA-Aparat gabungan Kepolisian Resor Kota Jogja dan Polda DIY menangkap enam orang mahasiswa Papua terkait dengan aksi damai Persatuan Pergerakan Pembebasan untuk Papua Barat di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kusumanegara, Umbulharjo, Jogja, Jumat (15/7/2016).

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Penangkapan itu dilakukan diluar asrma. “Mereka diamankan karena membawa panah, ada yang melawan polisi.” kata Kapolresta Jogja Komisaris Besar Polisi Tommy Wibisono.

Penangkapan ini bermula dari rencana aksi mahasiswa Papuan dan elemen pro demokrasi di halaman Asrama Kamasan 1 Jalan Kusumanegara. Aksi damai bertepatan dengan peringatan Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat (Papera) hendak keluar dari asrama, namun dihalau oleh aparat kepolisian.

Rencananya aksi  akan longmarch ke Titik Nol Kilometer. Namun dengan alasan keamanan polisi meminta mereka kembali ke asrama. Tidak hanya polisi, sejumlah organisasi masyarakat seperti Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri, Pemuda Pancasila, dan Paksi Katon juga melakukan aksi tandingan di depan asrama Mahasiswa Papua dengan slogan antisparatisme.

Akhirnya mahasiswa Papua pun kembali ke dalam asrama. Polisi kemudian melakukan penyisiran di sekitar asrama dan menangkap beberapa mahasiswa Papua. “Total ada enam Mahasiswa Papua yang ditangkap dan satu mahasiswa Ternate,” kata Rizky Fatahillah dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jogja yang mendampingi proses hukum mahasiswa Papua.

Menurut Rizky, semua yang ditangkap berada diluar asrama, “Yang tiga mahasiswa ditangkap belakang asrama, yang empat orang sedang mencari makan untuk konsumsi peserta aksi damai,” ujar Rizky.

Ia mengecam penangkapan tersebut karena penangkapan itu tanpa dasar yang jelas, justru polisi terstigmatisasi terhadap mahasiswa Papua yang akan melakukan aksi damai. Terlebih sebelum aksi, beredar informasi di Asrama Papua terjadi kerusuhan, isu sparatisme, dikepung oleh banyak ormas.

Padahal, Rizky yang melakukan pendampingan selama proses aksi damai tersebut, tidak ada upaya kekerasan dan perusakan yang dilakukan mahasiswa Papua. Aksi damai itu merupakan rangkaian kampanye aspirasi untuk menentukan nasib sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya